Bandung–Suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day Repo Rate) diperkirakan memiliki ruang terbatas untuk mengalami penurunan kembali. Pasalnya, suku bunga acuan yang saat ini berada pada level 5% sudah mencerminkan laju inflasi yang terus terjaga.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh ekonom dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual, di Bandung, Sabtu, 15 Oktober 2016. Menurutnya, penurunan BI 7-day Repo Rate harus dibarengi dengan kondisi laju inflasi yang juga harus rendah.
“Suku bunga BI sudah terbatas untuk turun lagi, kuncinyakan inflasi, tapikan inflasikan sekarang terjaga. Mau diturunkan lagi (BI 7-day Repo Rate) maka inflasinya harus turun lebih rendah lagi,” ujar David.
Kendati demikian, kata dia, masih ada peluang kecil meski terbatas untuk penurunan BI 7-day Reverse Repo Rate di tahun ini, asalkan kondisi laju inflasi juga menurun. “Jadi saya pikir ruangnya terbatas, tapi masih bisa turun mungkin 25 basis points (bpsy saja, jadi terbatas,” ucap David.
(Baca juga : BI 7-day Repo Rate Turun, Likuiditas Bakal Longgar)
Sebagai informasi, pada 19-20 Oktober 2016 ini, Bank Indonesia akan melaksanakan Rapat Dewan Gubernur (RDG). Di mana dalam rapat tersebut akan diputuskan kebijakan moneter Bank Sentral salah satunya BI 7-day Reverse Repo Rate.
Pada bulan sebelumnya Bank Indonesia kembali menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps dari 5,25% menjadi 5%, dengan suku bunga Deposit Facility turun sebesar 25 bps menjadi 4,25% dan Lending Facility turun sebesar 25 bps menjadi 5,75%. Sepanjang tahun ini, Bank Sentral sudah melakukan penurunan sebanyak 125 bps. (*)
Editor: Paulus Yoga