Jakarta – Ajaib Kripto mencatat Bitcoin (BTC) sempat menunjukkan pergerakan yang positif pada perdagangan Senin (2/9). BTC terpantau rebound dari level support USD57.000 dan naik mendekati resistance di posisi USD60.000 pada Selasa (3/9).
Meski begitu, Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan bahwa, pada perdagangan Rabu (4/9) pukul 09.00 WIB, BTC kembali bertengger di bawah level USD57.000 yang menunjukkan ketidakpastian pasar.
“Secara teknikal, BTC turun dari support USD57.000, maka berpotensi akan membawa BTC lanjut melemah ke sekitar USD54.000-55.000,” ucap Panji dalam risetnya di Jakarta, 4 September 2024.
Baca juga: Begini Cara Ajaib Kripto Ajak Investor Antisipasi Kenaikan Bitcoin
Ia juga menjelaskan, pelemahan pasar aset kripto sejalan dengan penurunan tajam indeks Wall Street, di mana Dow Jones melemah 1,51 persen, Nasdaq turun 3,25 persen, dan S&P 500 jatuh 2,12 persen.
Lalu, diikuti oleh data laporan PMI Manufaktur ISM Amerika Serikat (AS) untuk Agustus tercatat mengalami kontraksi yang berlanjut di posisi 47,2, sedikit di bawah perkiraan.
Pada pekan ini, sejarah menunjukkan bahwa bulan September kerap menjadi bulan yang menantang bagi Bitcoin. Kripto seringkali mengalami kinerja buruk, terlihat pada data historis dari Coinglass yang menunjukkan Bitcoin secara konsisten berkinerja buruk pada September, dengan rata-rata pengembalian minus 4,78 persen sejak 2013.
“Namun, potensi pemotongan suku bunga pada September secara teori bisa menjadi katalis positif bagi pasar kripto. Oleh karena itu, data pekerjaan minggu ini bisa memberikan dampak langsung pada volatilitas pasar. Kalender ekonomi pekan ini akan fokus pada laporan ketenagakerjaan, yang diharapkan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang arah kebijakan Federal Reserve,” imbuhnya.
Baca juga: Bibit.id Berbagi Tips Investasi Aman di Pasar Modal
Adapun, laporan Data Pekerjaan AS, Non-farm Payroll (NFP) dijadwalkan pada Jumat ini (6/9) akan menjadi perhatian utama bagi investor. Menurut perkiraan pasar, Non-farm Payroll diperkirakan menunjukkan peningkatan menjadi 164 ribu untuk bulan Agustus, dibandingkan pada bulan sebelumnya yaitu 114 ribu, dengan tingkat pengangguran bulanan diperkirakan berada di angka 4,2 persen, turun dari 4,3 persen pada Juli.
“Sebagai kesimpulan, meskipun Bitcoin memasuki ke bulan paling menantang dalam sejarah. Data ketenagakerjaan AS yang akan dirilis minggu ini akan menjadi kunci untuk menentukan arah kebijakan moneter Federal Reserve, yang pada akhirnya akan memengaruhi volatilitas dan sentimen pasar kripto secara keseluruhan,” ujar Panji. (*)
Editor: Galih Pratama
Bali - Bank Mandiri terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung sektor kesehatan melalui penyediaan solusi perbankan… Read More
Jakarta - PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) menghadirkan produk asuransi perjalanan yang praktis dan… Read More
Jakarta — PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin), sebagai bagian dari Holding BUMN Danareksa, memperkuat komitmennya… Read More
Jakarta – Nilai tukar rupiah diperkirakan melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah pengumuman pemangkasan suku bunga… Read More
Jakarta – Dari 1.057 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang ada di Indonesia, hampir separuhnya… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka anjlok sebanyak 1,15 persen ke level 7.025,98… Read More