Jakarta – Indonesia kini tengaj menjalani program vaksinasi covid-19 secara nasional, namun bagi sebagian masyarakat justru masih ada yang ragu dan stres menyikapi berita vaksinasi.
Menanggapi hal tersebut, Pakar serta Dosen Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Sentot Haryanto, M.Si., Psi, mengingatkan pentingnya mengelola stres saat program vaksinasi berlangsung. Terlebih beberapa masyarakat kini sudah mulai melakukan vaksinasi ditengah berita lain bermunculan seperti adanya varian baru covid-19 di Inggris.
“Pada era pandemi Covid-19 saat ini, stres sangat penting untuk dikelola. Karena kondisi di rumah, di kantor, di masyarakat, di medsos, atau mungkin faktor ekonomi dan lain-lain, semuanya memungkinkan sebagai sumber stres,” kata Sentot melalui keterangan resminya di Jakarta Sabtu 16 Januari 2021.
Sentot menyebut, Indonesia yang juga masih dilanda berbagai bencana, baik bencana alam maupun bencana sosial juga harus ditanggulangi dampak psikologinya ke masyarakat. Di era pandemi Covid-19 ini, menurutnya, semua pihak mau tidak mau dituntut untuk bisa berdampingan secara harmonis dengan kondisi tersebut untuk menghindari munculnya stres.
Ia juga merasa heran, sebab masih saja ada orang yang tidak mempercayai adanya Covid-19, padahal kondisi saat ini masyarakat Indonesia memasuki situasi yang sangat luar biasa. Kemudian semua orang dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dengan kenormalan baru.
“Belum lagi kita dikejutkan dengan virus varian baru dari Covid-19. Kondisi luar bagaimanapun sangat mungkin memengaruhi kondisi kejiwaan seseorang, dimana kondisi ini memunculkan ketegangan fisik dan jiwa merasa terancam,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, bahwa stres muncul manakala seseorang terancam kesejahteraannya dan tidak tersedia respons yang memadai secara cepat dan tepat untuk mengurangi ancaman tersebut, seperti kondisi kejadian Covid-19 saat ini.
Oleh karena itu, agar tetap terus bisa berprestasi di era pandemi Covid-19 maka orang diharapkan untuk tetap berpikir positif. Selain itu, orang juga dituntut untuk fokus pada satu titik dan tidak melebar sampai kemana-mana.
“Karenanya harus bijak memilih informasi yang benar dan penting. Hindarkan informasi-informasi yang tidak penting, kemudian perbaiki komunikasi yang sinergis dan menyehatkan dan tentunya selalu memupuk semangat dan etos kerja,” pungkasnya. (*)
Editor: Rezkiana Np