Jakarta – Maraknya kejahatan cyber atau cyber crime di perbankan sejalan dengan perkembangan Teknologi di dunia perbankan yang cukup pesat. Hal ini bisa dilihat dari mulai adanya pergeseran layanan yang dulunya dikedepankan oleh perbankan lewat kantor cabang, kini menjadi layanan elektronik.
Apalagi penggunaan TI di perbankan saat ini cost-nya jauh lebih murah dibandingan menambah kantor cabang.
Hal tersebut diakui oleh Deputi Direktur Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan OJK, Tris Yulianta. Dirinya menuturkan, pergeseran tersebut kini mulai terlihat karena perbankan harus melakuan efisiensi dan meningkatkan layanannya.
Apalagi untuk buat satu kantor cabang biayanya bisa mencapai Rp1 miliar. Sementara untuk membangun sistem layanan internet banking atau e-banking tidak sampai 1%-nya.
“Saat ini tren orang datang ke kantor cabang pun dah mulai jarang. Faktor lokasi jauh, transportasi yang susah jadi salah satu penyebabnya,” kata Tris diacara forum diskusi “Inovasi teknologi perbankan dalam antisipasi cyber crime” yang diselenggarakan infobank institute dengan Telin di Jakarta, Kamis, 6 Oktober 2016. (Selanjutnya : Indonesia, negara paling banyak diserang cyber crime…)
Page: 1 2
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 27 Tahun 2024 tentang… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan proses pengembangan kegiatan usaha bullion atau usaha yang berkaitan dengan… Read More
Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) mengoptimalkan fasilitas digital banking yang dimiliki sebagai alternatif… Read More
Jakarta - Menjelang libur dan cuti bersama perayaan Natal 2024, indeks harga saham gabungan (IHSG)… Read More
Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Dina Lorenza menyatakan dukungannya terhadap kenaikan Pajak Pertambahan… Read More
Jakarta – Presiden Direktur PT Rintis Sejahtera, Iwan Setiawan, kembali dinobatkan sebagai salah satu Top… Read More