Jakarta–Industri semen dalam negeri masih terpukul pelambatan ekonomi sampai dengan triwulan III-2015. Sebut saja perusahaan semen nasional, PT Semen Indonesia Tbk.
Sampai dengan September 2015, perusahaan semen BUMN ini mencatat penurunan total volume penjualan 1,9% dari 20,69 juta ton jadi 20,29 juta ton.
Direktur Utama Semen Indonesia, Suparni mengatakan, menurunnya pertumbuhan ekonomi di Semester I-2015 berpengaruh terhadap konsumsi semen dalam negeri sebesar 0,9% atau 42,58 juta ton dibanding periode sama tahun sebelumnya 42,99 juta ton.
“Sementara itu harga jual juga mengalami tekanan karena meningkatnya persaingan pasar dengan masuknya beberapa pemain baru industri semen, baik global maupun lokal di tanah air,” kata Suparni di Jakarta, Kamis, 29 Oktober 2015.
Menurunnya penjualan tersebut, mendorong pendapatan ikut turun 1,2% dari Rp19,35 triliun di triwulan III-2014 menjadi Rp19,11 triliun di triwulan III-2015. Sementara laba bersih turun dari Rp4,08 triliun jadi Rp3,20 trliun.
“Penurunan laba juga dipengaruhi oleh kenaikan beban pokok sebesar 6,5% yang berasal dari kenaikan tarif listrik, nilai kurs dan beban distribusi,” jelasnya. (*) Dwitya Putra