Jakarta – Indonesia adalah negara dengan nilai transaksi internet ekonomi terbesar di dunia, dengan valuasi mencapai US$45 miliar. Kondisi ini tentu terus berkembang, bahkan diperkirakan pada tahun 2022 pengguna e-commerce di Indonesia akan mencapai 220 juta lebih.
Angka pengguna e-commerce tersebut sama saja dengan 80 persen dari total populasi masyarakat Indonesia. Dengan kondisi ini, sektor e-commerce pun telah mendominasi pangsa pasar internet ekonomi Indonesia, dengan kalangan dari middle income menjadi pengguna e-commerce paling besar.
Business Department Head PT Adicipta Inovasi Teknologi (AdIns) Tobias Hartana mengatakan, bahwa saat ini lebih dari 50% transaksi e-commerce masih didominasi oleh kota-kota besar di Indonesia, seperti Jabodetabek. Namun, pada tahun 2022, e-commerce diprediksi akan mendominasi seluruh kawasan Indonesia.
“Nanti tahun 2022, e-commerce akan digunakan di kota-kota lain, bahkan kampung-kampung,” ujarnya, di Jakarta, Kamis, 14 November 2019.
Inovasi yang dilakukan oleh e-commerce diprediksi akan sangat masif mendominasi hampir seluruh wilayah Indonesia. Untuk penggunaan e-wallet atau e-money saja tumbuh pesat 33%. Pembayaran e-commerce saat ini dilakukan melalui e-wallet, dan pada 2023 50% pembayaran e-commerce akan pakai e-wallet.
“E-wallet nanti akan menggerus volume transaksi kartu kredit dan uang tunai,” ucapnya lagi.
Pada tahun 2018 saja, pertumbuhan jumlah penggunaan e-wallet di Indonesia 3 kali lipat lebih besar ketimbang tahun sebelumnya. Dan pada tahun 2018 juga lah, jumlah pengguna e-commerce melebihi jumlah pengguna kartu debit dan kredit. Pemain terbesar market e-wallet atau di Indonesia masih didominasi oleh Gojek, OVO, dan diikuti Dana dan selanjutnya. (*)