Hal itu dilakukan agar pelaku usaha di industri properti, khususnya pengembang berkomitmen penuh untuk menyelesaikan proyeknya. Sehingga, pengembang-pengembang yang “nakal” bisa diminimalisir.
“Kalau mau jadi pengembang perlu jelas fokus core business-nya yaitu sebagai pengembangan, jangan hal lain juga. Karena pengembang komitmen harus jangka panjang,” jelas Theresia.
Ia pun mendukung jika nantinya ada sebuah rating khusus untuk pengembangan properti. Agar pengembangan tidak cuma hit and run atau hanya sekadar ambil untung.
Karena kebanyakan pengembang yang seperti itu tidak menjadikan properti sebagai bisnis intinya, tetapi hanya sebagai diversifikasi bisnis utamanya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More
Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar (M2) tetap tumbuh. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat… Read More
Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali meraih peringkat "Gold Rank" dalam ajang Asia… Read More