News Update

Pengamat Nikei Sebut, Indonesia Berada Dalam Bahaya

Tanda Peringatan

Saham-saham BUMN yang paling banyak tercatat telah tertinggal dari indeks, namun investor telah mengurangi kekhawatiran bahwa risikonya mungkin meluas. Pemain asing telah menuangkan miliaran dolar ke dalam obligasi pemerintah Indonesia sejak S & P Global Ratings menaikkan peringkat kredit Indonesia menjadi investment grade di bulan Mei. Pasar valuta asing telah stabil, mendorong bank sentral membuat penurunan suku bunga mengejutkan pada bulan Agustus dan September.

Tetap saja, jelas Wataru, ada tanda-tanda tekanan disana. Beberapa analis melihat subsidi pemerintah meningkat pada 2018, karena kenaikan harga minyak mentah dan pemilihan presiden yang akan datang pada 2019, dimana Jokowi diperkirakan akan mencari masa jabatan kedua. Dan hal ini bisa mengurangi pengeluaran infrastruktur.

“Pemerintah tidak bisa mengambil risiko kenaikan harga BBM, Jadi ada kerugian bagi anggaran” kata Ricky Ho, seorang analis di Bahana Securities.

Wataru mengungkapkan,beberapa orang takut bahwa BUMN, yang berjuang untuk menopang keuangan mereka, akan mencoba memeras keuntungan dari sektor swasta. Pada bulan September, saham tambang batu bara sementara dikurangi setelah laporan bahwa PLN telah meminta mereka untuk menurunkan harga batubara yang dipasok ke pembangkit listriknya. Pengaturannya segera dibatalkan, namun industri ini tetap shock. “Kenapa kita harus mensubsidi PLN? Kami adalah sketor swasta” keluh seorang pengusaha.

Dengan begitu banyak BUMN yang mengantre untuk meningkatkan modal, tidak jelas apakah cukup banyak investor yang akan mengambilnya. Ditengah berbagai kemungkinan hal-hal yang akan terjadi, imbal hasil obligasi korporasi pertama Kereta Api Indonesia baru-baru ini mendekati titik akhir kisaran target, mengindikasikan lemahnya permintaan.

“Kita tidak bisa melakukan ini sendiri,” kata Rini.

Strategi keluarnya adalah agar BUMN segera memulihkan investasinya dengan menjual proyek yang telah selesai.

“Kita harus merintis, tapi kita harus merintis dengan bijak karena kita harus memastikan bahwa BUMN bertahan 100, 200 tahun dari sekarang yang berarti bahwa ketika kita memiliki proyek yang sudah menguntungkan, kita harus mengundang investor lain agar bisa kita gunakan. Uang untuk melakukan hal baru ” ujar Rini.

Hal ini kemungkinan akan diuji tahun depan, ketika serangkaian jalan tol di Jawa akan digabungkan menjadi perusahaan dan dijual. Sampai saat itu, investor mungkin harus mempersiapkan diri.(*)

 

Page: 1 2 3 4

Apriyani

Recent Posts

Efek Trump Bikin Dolar Menguat, Pemerintah Diminta Segera Revisi Kebijakan DHE SDA

Jakarta – Dolar Amerika Serikat (USD) mengalami penguatan setelah Donald Trump memenangkan Pemilihan Umum (Pemilu) AS 2024.… Read More

8 hours ago

Menkop Budi Arie Ungkap 12 Prioritas dalam Mendukung Asta Cita Presiden Prabowo

Jakarta - Menteri Koperasi (MenKop) Budi Arie Setiadi memaparkan 12 program prioritas koperasi yang akan dilaksanakan… Read More

8 hours ago

Cara Pertamina Regional Jawa Dukung Peningkatan Kesehatan Masyarakat Baduy

Jakarta – Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa terus berkomitmen dalam menjalankan program peningkatan kesehatan bagi masyarakat… Read More

8 hours ago

Trump Comeback! Begini Dampaknya ke Ekonomi Indonesia

Jakarta – Donald Trump berhasil mengalahkan Kamala Harris dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS).… Read More

8 hours ago

Efek Kemenangan Trump, Harga Minyak Mulai Bergerak Naik ke Level USD75,57 per Barel

Jakarta – Harga minyak dunia mulai merangkak naik pada Kamis (7/11) menyusul efek kemenangan Donald… Read More

9 hours ago

Pendapatan Venteny (VTNY) Melonjak 86 Persen di Kuartal III 2024, Inilah Pendorongnya

Jakarta - PT VENTENY Fortuna International Tbk (VTNY) berhasil membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp186 miliar… Read More

9 hours ago