Jakarta – Perkembangan teknologi informasi semakin hari terus meningkat. Fakta ini tidak bisa diplmungkiri, mengingat banyak generasi muda saat ini yang tidak bisa lepas dari aktivitas di dunia maya seperti Internet.
Melihat hal ini, tentu industri asuransi harus bisa lebih memanfaatkan peluang yang ada. Karena jika tidak, maka ke depan Industri asuransi akan stagnan atau diam di tempat.
Pengamat Asuransi Herris Simanjuntak sendiri mengungkapkan penetrasi internet sudah mencapai 132 juta. Artinya hal ini menggambarkan tingkat melek internet sudah sagat tinggi. Apalagi lanjutnya, jika melihat konten komersial seperti online shop saat ini sudah diakses 82,2 juta orang. “Ini bisa jadi peluang bagi industri asuransi,” kata Herris di seminar yang diadakan Warta Ekonomi di Jakarta, Rabu, 28 September 2017.
Fakta lainnya yaitu, jumlah pemegang polis di 2016 baru mencapai 20 persen. Artinya masih ada 80 persen penduduk yang belum memiliki polis asuransi.
Oleh sebab itu, kunci keberhasilan yang harus dilakukan perusahaan asuransi, saat ini selain mengeluarkan produk yang bagus juga harus melakukan inovasi di bidang IT. Pasalnya inovasi bisa menjadi kunci pertumbuhan setiap perusahaan asuransi.
Seperti diketahui, financial technology (fintech) atau layanan keuangan berbasis teknologi juga merambah di industri asuransi. Saat ini banyak perusahaan asuransi di tanah air yang memanfaatkan fintech untuk mengembangkan bisnisnya. (*)
Editor: Paulus Yoga