Jakarta – PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) menilai penerbitan surat utang korporasi ke sektor perbankan masih akan menjadi salah satu sektor yang terbesar dalam melakukan penerbitan selain sektor multifinance.
Ekonom PEFINDO, Suhindarto mengatakan bahwa hal itu didasari oleh nilai jatuh tempo sektor perbankan di tahun 2024 yang telah tercatat sebanyak Rp24,68 triliun.
“Sehingga ini bisa menjadi salah satu faktor pendorong bagi perbankan untuk menerbitkan surat utang, dan jumlah tersebut merupakan yang terbesar kedua dibandingkan sektor-sektor lainnya,” ucap Suhindarto dalam Konferensi Pers di Jakarta, 18 April 2024.
Baca juga: Rupiah Tembus Rp16.000, DPK Valas Perbankan Apa Kabar?
Ia juga menuturkan bahwa, sektor perbankan masih membutuhkan alternatif pendanaan lain di tengah pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mengalami penurunan dan pertumbuhan kredit yang masih cukup tinggi, salah satunya melalui surat utang korporasi.
“Jadi kami masih melihat dengan likuiditas mulai mengetat, kita lihat juga LDR-nya makin meningkat, kami melihat sebenarnya prospek penerbitan dari sektor perbankan ini masih begitu baik di tahun ini,” imbuhnya.
Baca juga: BI Ungkap Penyaluran Kredit Baru Perbankan Berpotensi Meningkat
Adapun, mandat yang diterima PEFINDO per 31 Maret 2024 dari sisi sektor perbankan telah tercatat rencana issuance sebanyak Rp7,65 triliun, untuk lima perusahaan.
“Kemudian kalau melihat dari sisi mandat yang sudah masuk di kami dari lima perusahaan yang ada, itu dua di antaranya adalah BUMN dan anak perusahaan atau BUMD, ini BUMN-nya sendiri satu Himbara dan satu bukan, sementara yang dari swasta ada tiga, yang sejauh ini masuk mandat kami,” ujar Suhindarto. (*)
Editor: Galih Pratama