Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Naik 15 Persen jadi Rp40,19 T per September 2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Naik 15 Persen jadi Rp40,19 T per September 2024

Jakarta ─ PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (Garuda) mencetak kinerja keuangan solid. Hal ini tercermin dari pembukuan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortasi atau EBITDA sebesar USD685,81 juta pada kuartal III 2024, tumbuh 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).

“Capaian ini sekaligus merefleksikan tingkat EBITDA yang tumbuh secara berkelanjutan pascarestrukturisasi, di mana hingga kuartal III 2023 Garuda berhasil membukukan EBITDA sebesar USD616,37 juta,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, dikutip Kamis, 31 Oktober 2024.

Irfan menjelaskan, capaian tersebut turut tercermin melalui kinerja pendapatan usaha secara konsolidasi yang konsisten membukukan pendapatan usaha yang naik hingga 15 persen sebesar USD2,56 miliar atau Rp40,19 triliun (asumsi kurs dolar AS Rp15.700) selama periode sembilan bulan pertama tahun 2024 (unaudited) dibanding dengan periode serupa di 2023, yakni USD2,23 miliar. 

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pertumbuhan pendapatan usaha maskapai pelat merah ini salah satunya ditopang oleh peningkatan pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 17 persen (year-on-year) mencapai USD2,01 miliar.

Baca juga : WOM Finance Cetak Laba Rp151,36 Miliar di September 2024, Naik 7,33 Persen

Sementara itu, untuk pendapatan penerbangan tidak berjadwal turut mencatatkan kenaikan sebesar 6 persen dan pendapatan lainnya juga naik 8 persen dibandingkan dengan capaian hingga Kuartal III di tahun sebelumnya.

Menurutnya, pertumbuhan pendapatan usaha sampai dengan triwulan ketiga tahun ini turut merefleksikan angkutan penumpang Garuda Indonesia secara grup. 

“Capaian angkutan penumpang hingga bulan September 2024 mencapai 17,73 juta penumpang atau menguat 24 persen (yoy) yang dikontribusikan dari angkutan Garuda Indonesia (mainbrand) sebesar 8,34 juta penumpang meningkat 45 persen sementara Citilink sebanyak 9,39 juta penumpang, naik 10 persen,” bebernya.

Di lain sisi, kata Irfan, kinerja operasional Garuda Indonesia (mainbrand) turut merefleksikan pertumbuhan signifikan. 

Di mana, penumpang sebesar 8,34 juta tersebut berasal dari pertumbuhan signifikan dibandingkan dengan periode yang sama di 2023, yakni mencapai 59 persen untuk angkutan penumpang internasional atau sebesar 1,87 juta penumpang, sementara jumlah penumpang domestik juga naik hingga 41 persen atau sebesar 6,47 juta penumpang.

Baca juga : Ngeri! Ada 122,79 Juta Serangan Siber ke RI, Sektor Ini Target Utamanya

Optimisme capaian kinerja operasional juga tercatat pada pertumbuhan kargo yang naik 36 persen dari sebelumnya (yoy) 122,42 ribu ton menjadi 166,5 ribu ton angkutan kargo.

Performa angkutan kargo Garuda Indonesia (mainbrand) berhasil mencatatkan kenaikan signifikan hingga 36 persen yakni sebesar 102,55 ribu ton kargo pada periode sampai dengan Kuartal III tahun 2024 dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu 75,32 ribu ton kargo.

Capaian tersebut dikontribusikan dari angkutan kargo rute internasional sebanyak 43,71 ribu ton kargo yang meningkat signifikan 55 persen, dan angkutan kargo rute domestik yang turut naik 25 persen atau sebanyak 58,83 ribu ton kargo.

“Tidak dapat dipungkiri selaras dengan peningkatan aktivitas penerbangan di fase pascapandemi, Perusahaan mengalami tekanan kinerja atas beban usaha yang meningkat hingga 20 persen karena disebabkan oleh sejumlah faktor, di antaranya yakni beban pemeliharaan dan perbaikan, beban pelayanan penumpang, beban kebandaraan, hingga beban operasional penerbangan. Hal ini yang berdampak terhadap perlambatan pertumbuhan kinerja yang diyakini dapat berangsur membaik hingga akhir 2024,” terangnya.

Namun demikian, di tengah tren penurunan profitabilitas transportasi udara, Garuda Indonesia konsisten menjaga penguatan indikator kesehatan kinerja positif yaitu yang tercermin pada EBITDA yang meningkat sebesar 11 persen (yoy) menjadi USD685,81 juta, dan turut diperkuat oleh membaiknya posisi ekuitas Perusahaan meskipun masih dalam kondisi negatif. 

“Peningkatan positif kondisi EBITDA tersebut juga turut menjadi indikator penting kondisi solvabilitas Perusahaan yang semakin menguat,” imbuhnya.

Memasuki periode kuartal terakhir di tahun 2024, Garuda Indonesia terus mengoptimalkan berbagai peluang untuk meningkatkan pendapatan usaha termasuk memastikan pelaksanaan atas berbagai aksi korporasi.

Di antaranya penguatan alat produksi di mana pada November dan Desember mendatang, Garuda Indonesia akan kembali menerima dua pesawat narrow body Boeing B737-800NG dan potensi penambahan dua pesawat narrow body lainnya (dalam tahap negosiasi) yang merupakan bagian dari rencana penambahan armada di 2023 dan 2024. 

Dengan kedatangan armada tersebut, akselerasi kinerja operasional penerbangan Garuda Indonesia dapat terlaksana secara maksimal terutama dalam memanfaatkan periode peak season libur Natal dan Tahun Baru.

Dengan begitu, tren positif pendapatan usaha dapat terus terjaga di sepanjang 2024 maupun sejumlah inisiatif strategis perusahaan yakni berupa penjajakan implementasi skema ijarah pada lease term agreement lessor pesawat, kerja sama joint business bersama sejumlah maskapai global hingga service enhancement dari pre hingga post-flight dalam meningkatkan value layanan penerbangan Garuda Indonesia. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News