Keuangan

Pendapatan Premi Asuransi Turun Jadi Rp60,27 Triliun per Februari 2025

Jakarta – Industri asuransi di Tanah Air mencatatkan penurunan pendapatan premi pada awal 2025. Per Februari 2025, total pendapatan premi asuransi hanya mencapai Rp60,27 triliun atau terkoreksi 0,94 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa penurunan tersebut terutama disebabkan oleh kontraksi premi di lini asuransi umum dan reasuransi yang turun 7,17 persen yoy menjadi Rp27,91 triliun.

Sementara itu, premi asuransi jiwa masih tumbuh positif sebesar 5,16 persen yoy dengan nilai Rp32,35 triliun.

Baca juga: OJK Umumkan Perpanjangan Laporan dan Update Penindakan 141 Kasus Keuangan

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, mengakui bahwa industri asuransi masih menghadapi tantangan dari sisi penghimpunan premi.

“Pendapatan premi industri asuransi komersial pada periode Januari–Februari 2025 sebesar Rp60,27 triliun atau turun 0,94 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” ungkapnya dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK yang digelar secara virtual, Jumat, 11 April 2025.

Aset Asuransi Tetap Tumbuh Meski Premi Tertekan

Di tengah tekanan premi, OJK mencatat bahwa total aset industri asuransi tetap mengalami pertumbuhan. Total aset mencapai Rp1.141,71 triliun per Februari 2025 atau tumbuh 1,03 persen yoy dari Rp1.130,05 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Khusus untuk segmen asuransi komersial, aset tercatat sebesar Rp920,25 triliun, bahkan meningkat signifikan sebesar 115 persen yoy.

Baca juga: OJK Usulkan Skema Asuransi Program Makan Bergizi Gratis, Siapa yang Bayar Premi?

Ogi juga memastikan bahwa industri masih dalam kondisi permodalan yang kuat.

“Industri asuransi jiwa serta asuransi umum dan reasuransi menunjukkan rasio kecukupan modal (risk-based capital/RBC) yang secara agregat masih sangat baik, yaitu masing-masing sebesar 466,40 persen dan 317,88 persen, jauh di atas threshold minimum sebesar 120 persen,” jelasnya.

Asuransi Non-Komersial dan Dana Pensiun Tumbuh Positif

Adapun sektor asuransi non-komersial—yang mencakup BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, serta program jaminan ASN, TNI, dan Polri—mencatat total aset sebesar Rp221,45 triliun, naik 0,54 persen yoy.

Sementara itu, industri dana pensiun juga menunjukkan pertumbuhan aset sebesar 5,94 persen yoy menjadi Rp1.511,71 triliun. (*) Alfi Salima Puteri

Yulian Saputra

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

8 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

8 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

9 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

10 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

11 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

12 hours ago