Jakarta – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mengantongi laba tahun berjalan senilai USD68,93 juta di kuartal II 2025 atau turun hingga 28,37 persen dibanding tahun lalu di periode yang sama. Penurunan laba ini terjadi di tengah pertumbuhan tipis pendapatan perseroan sebesar 0,53 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi USD204,85 juta.
Dalam laporan kinerjanya, manajemen PGEO menyebutkan laba terkontraksi akibat kenaikan beban pokok sebesar 7,34 persen menjadi USD83,49 juta, dari USD77,78 juta pada periode sama 2024.
Di sisi lain, PGE membukukan pertumbuhan pada Kas dan Setara Kas sebesar 8,69 persen secara tahunan menjadi USD712,34 juta. Adapun total aset PGEO tercatat tumbuh 1,62 persen secara tahunan menjadi USD3,05 miliar.
“Kinerja PGE berada pada jalur yang sehat. Ini menandakan fundamental keuangan Perseroan yang kuat, didorong oleh produksi yang melebihi proyeksi awal,” ucap Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Yurizki Rio dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (29/7/2025).
Baca juga: Laba HRTA Tumbuh 69,5 Persen di Semester I 2025, Ini Penopangnya
Yurizki menjelaskan, meski tantangan geopolitik dan ekonomi global memengaruhi aspek pendanaan proyek dan biaya operasional, PGE tetap mencatatkan kinerja operasional yang solid.
“Net profit perusahaan masih tetap sehat, dan EBITDA margin kami terjaga di atas 80 persen, mencerminkan efisiensi dan profitabilitas dalam mengelola aset dan operasional,” imbuhnya.
Yurizki juga menyampaikan optimismenya terhadap pencapaian target 1 gigawatt (GW) kapasitas terpasang PGE yang dikelola mandiri didukung oleh sejumlah proyek kunci yang tengah digarap, di antaranya pengembangan Hululais Unit 1 dan 2 (110 megawatt/MW), proyek-proyek co-generation dengan total kapasitas 230 MW, serta eksplorasi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung Tiga yang diresmikan Presiden Prabowo pada Juni lalu.
Ditambah lagi, kata Yuziki, beroperasinya PLTP Lumut Balai Unit 2 pada akhir Juni lalu menambah pasokan listrik sebesar 55 MW ke jaringan nasional. Ini akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan perseroan sepanjang tahun.
Sementara, Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Julfi Hadi menyampaikan bahwa PGE berkomitmen menyediakan energi bersih berbasis panas bumi yang stabil dan mumpuni sebagai bagian dari kontribusi nyata terhadap pencapaian target Net Zero Emission 2060 Indonesia.
Baca juga: Astra Otoparts Bukukan Laba Bersih Rp939 Miliar di Semester I 2025
“Beroperasinya Lumut Balai Unit 2, proyek eksplorasi (green field) PLTP Gunung Tiga, serta pengembangan berbagai proyek lainnya merupakan bukti konsistensi PGE dalam mengembangkan pemanfaatan panas bumi,” tutur Julfi.
Lebih lanjut, Julfi menegaskan bahwa misi PGE tak hanya menyediakan energi listrik, tetapi juga memberdayakan masyarakat di sekitar wilayah operasional dalam prosesnya.
Saat ini, PGEO telah mengelola kapasitas terpasang sebesar 1.932 MW, terdiri dari 727 MW yang dikelola mandiri dan 1.205 MW bersama mitra. PGE optimistis dapat meningkatkan kapasitas terpasang mandiri menjadi 1 GW dalam 2 sampai 3 tahun ke depan, serta 1,7 GW pada 2033. (*) Steven Widjaja










