Jakarta – Monthly Outlook 2021 Bank OCBC NISP menyebutkan bahwa melonjaknya permintaan barang dan jasa yang didorong pemulihan ekonomi meningkatkan risiko inflasi global. Eli Lee Head of Investment Strategy, Bank of Singapore mengungkapkan inflasi indeks harga konsumen (IHK) telah melampaui 5% di Amerika, 4% di Zona Euro, dan 3% di Inggris.
Kenaikan inflasi ini seiring dengan ekonomi yang dibuka kembali dan terbukti lebih kuat dari yang diperkirakan bank sentral.
“Pemulihan global dari pandemi menghadapi tantangan yang signifikan. Inflasi terbukti lebih persisten dari yang diperkirakan bank sentral, namun prospek keseluruhan masih mendukung aset berisiko.” jelas Eli Lee pada keterangannya, 24 November 2021.
Selain kenaikan harga barang dan jasa, kenaikan harga energi seperti minyak, gas alam dan batubara bisa menyebabkan inflasi yang lebih luas jika perusahaan meneruskan biaya bahan bakar yang lebih tinggi kepada konsumen dengan menaikkan harga barang dan jasa.
Selain risiko inflasi, pemulihan ekonomi juga dibayangi risiko kasus baru yang terus muncul. Meskipun demikian, dampak pandemi terhadap aktivitas ekonomi jauh lebih sedikit dibandingkan dua gelombang pertama tahun 2020 dan penyebaran varian delta selama musim panas 2021. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More