Jakarta – Bank Indonesia (BI) menilai, kondisi perekonomian nasional sudah mulai menunjukkan perbaikan. Hal ini tercermin dari mulai berproduksinya dunia usaha di Tanah Air. Maka dari itu, BI mendorong perusahaan atau korporasi dapat mengajukam pembiayaan modal kerja kepada perbankan untuk memulihkan kembali bisnisnya.
“Dunia usaha sudah mulai kembali berproduksi lagi di 2021, terutama yang memiliki pasar di luar negeri. Survei BI menunjukkan perbaikan di periode kuartal 1 dan kuartal 2 awal,” ujar Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo dalam webinar Akurat bertema ‘Menakar Efektivitas Stimulus Ekonomi dalam Mengungkit Perekonomian di Masa Pandemi’ Jakarta, Selasa, 4 Mei 2021.
Menurut Dody, likuiditas perbankan saat ini masih sangat mencukupi untuk memberikan pembiayaan modal kerja kepada korporasi. Dengan pembiayaan dari perbankan tersebut diharapkan dunia usaha bisa meningkatkan produksinya dan bangkit kembali. Sehingga, perekonomian akan mulai terangkat dan mempercepat pemulihan ekonomi.
Apalagi saat ini, lanjut Dody, antara suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan kebijakan suku bunga acuan BI sudah turun kurang lebih ke kisaran 3,9%-4% dari sebelumnya dikisaran 4,25%. Artinya, jelas dia, hanya dalam waktu dua bulan saja suku bunga dasar kredit perbankan juga sudah diturunkan. Dengan kondisi ini, kata Dody, sudah saatnya para pelaku usaha maupun korporasi untuk mulai melakukan pinjaman di perbankan.
“Jadi artinya ini positif. Sehingga harusnya kalau dalam suku bunga dasar kredit yang turun ini tentunya akan memberikan insentif kepada borrowers terhadap pelaku maupun korporasi untuk memulai start berpikir untuk melakukan pinjaman pada perbankan,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Grup Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Terintegrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Enrico Hariantoro menilai, bahwa tanda-tanda pemulihan ekonomi sudah mulai terlihat. Hal ini juga tercermin dari tingkat restrukturisasi kredit secara year-on-year (yoy) dan month-to-month (mtm) yang semakin melandai. Kondisi tersebut menunjukkan sebagian dari debitur yang mendapatkan fasilitas tersebut, sudah semakin membaik.
“Kami tentunya tidak ingin restrukturisasi kredit berlangsung berkepanjangan, karena ini juga tidak sehat. Kita tahu ini adalah obat sementara, stimulus sementara, dan nanti pada saatnya kondisi sudah normal semua akan kembali dengan peraturan yang dikondisikan seperti normal,” tambah dia.
Anggota Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun pun menyebut, tren pemulihan ekonomi nasional sudah mulai terlihat. Hal itu seiring dengan program vaksinasi yang telah dilakukan pemerintah. “Salah satu penyebab utama dari krisis adalah pandemi, dan pandemi inilah yang harus kita tangani dulu. Saya bersyukur pemerintah dalam setahun menghadapi pandemi ini sudah mulai kelihatan trennya,” paparnya.
Bahkan, kata dia, pemerintah melakukan upaya yang sangat serius dalam penanganan pandemi, baik dari sisi kesehatan, sosial, dan ekonomi. Selain itu, konsumsi masyarakat juga sudah mulai naik berkat upaya pemerintah dalam menyalurkan berbagai stimulus seperti stimulus bantuan sosial, di bidang kesehatan, korporasi, stimulus untuk bidang fiskal perpajakan hingga stimulus transfer daerah dalam program PEN. (*)