Jakarta — Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) yang baru saja berlangsung menyisakan cerita yang cukup menarik. Pemindahan Suprajarto ke BTN sepertinya kado HUT dan hadiah perkawinan anak bungsunya yang akan berlangsung Sabtu 31 agustus besok.
Suprajarto pun menolak digeser dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI). Serikat Pekerja Bank BTN bersama Serikat Pekerja Bank BRI mengapresiasi sikap Suprajarto tersebut. “Mendukung sikap Suprajarto yang menolak hasil RUPSLB Bank BTN dalam poin mengangkat Suprajarto sebagai Dirut Bank BTN,” tulis pernyataan bersama kedua serikat pekerja (SP) tersebut di Jakarta, Kamis (29/8).
Kedua SP tersebut meminta kepada Menteri Negara BUMN untuk menghormati prinsip-prinsip Good Governance dan pelaksanaan manajemen karir bagi bankir di lingkungan BUMN melalui talent management system yang fair.
Selain itu, mereka menilai pemberian tugas kepada Suprajarto sebagai Direktur Utama (Dirut) Bank BTN setelah sebelumnya menjabat sebagai Dirut Bank BRI pada dasarnya sebuah pelecehan profesi yang berpotensi menimbulkan kemarahan bagi ribuan alumni Bank BRI yang tersebar di seluruh NKRI. “Termasuk juga di Bank BTN karena penugasan diberikan dari Bank BRI kepada Bank BTN yang dari ukuran kapasitasnya Bank BTN jauh lebih kecil dari Bank BRI (asset Bank BTN 25% asset Bank BRI),” tulis pernyataan sikak kedua SP tersebut.
Kedua SP juga meminta kepada seluruh pejabat di lingkungan BUMN untuk menahan diri dengan tidak mengambil keputusan politik apapun sampai dengan pelantikan Presiden Jokowi tanggal 10 Oktober 2019 sesuai dengan imbauan Ketua KSP Pak Muldoko. (*)