Kondisi full employment ditambah dengan kebijakan Trump yang melarang imigran masuk ke negara Paman Sam tersebut membuat kredibilitasnya diperkirakan menurun. Padahal di satu sisi, perekonomian AS butuh sumber daya baru, yang bisa saja dipenuhi dengan memperkerjakan para imigran.
“Persoalan datang lagi pada soal imigran, sulit imigran enggak boleh masuk. Jadi siapa yang kerja di negara tersebut? Ribuan orang (imigran) dibiarkan menganggur,” ujar Mantan Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan UI tersebut.
Baca juga: Pemerintah Tak Khawatir dengan Kebijakan Donald Trump
Menurutnya, jika kebijakan ini tidak dibenahi secara cepat, kemungkinan besar pemerintahan Trump tidak berlangsung lama. Pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama saja tercatat telah mampu menghasilkan 11,3 juta lapangan kerja baru.
“Kalau terus begini, saya perkirakan pemerintahan Donald Trump tidak dapat bertahan 2 tahun. Jadi tidak perlu dirisaukan lagi Donald Trump,” tandas Faisal. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta - PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp158,60… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan tegas melaksanakan langkah-langkah pengawasan secara ketat terhadap PT… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (22/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - Rupiah berpeluang masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat ketegangan geopolitik Ukraina dan Rusia… Read More
Jakarta - Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Jumat, 22 November… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More