Kondisi full employment ditambah dengan kebijakan Trump yang melarang imigran masuk ke negara Paman Sam tersebut membuat kredibilitasnya diperkirakan menurun. Padahal di satu sisi, perekonomian AS butuh sumber daya baru, yang bisa saja dipenuhi dengan memperkerjakan para imigran.
“Persoalan datang lagi pada soal imigran, sulit imigran enggak boleh masuk. Jadi siapa yang kerja di negara tersebut? Ribuan orang (imigran) dibiarkan menganggur,” ujar Mantan Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan UI tersebut.
Baca juga: Pemerintah Tak Khawatir dengan Kebijakan Donald Trump
Menurutnya, jika kebijakan ini tidak dibenahi secara cepat, kemungkinan besar pemerintahan Trump tidak berlangsung lama. Pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama saja tercatat telah mampu menghasilkan 11,3 juta lapangan kerja baru.
“Kalau terus begini, saya perkirakan pemerintahan Donald Trump tidak dapat bertahan 2 tahun. Jadi tidak perlu dirisaukan lagi Donald Trump,” tandas Faisal. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More
Poin Penting BRIDS dan Pegadaian meluncurkan layanan Gadai Efek Online di aplikasi BRIGHTS, memungkinkan investor… Read More
Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More
Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More
Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More
Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More