Jakarta- Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) terus mengebut pembangunan infrastruktur proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek. Pemerintah juga mendorong pihak perbankan untuk ikut dalam pembiayaan proyek infrastruktur tersebut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pembiayaan proyek LRT tersebut membutuhkan nilai investasi hingga Rp29 triliun. Dengan kebutuhan investasi yang besar, pihaknya telah mencanangkan skema pembiayaan yang tidak hanya menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saja namun juga mencakup berbagai macam skema pendanaan yang sifatnya multiyears.
“Persiapan untuk membangun LRT ini dengan program pembiayaan yang rumit, karena tidak sekedar pakai uang negera APBN namun multiyears dengan kredit sindikasi perbankan,” ungkap Sri Mulyani di Grandbalroom Hotel Kempinski Jakarta, Jumat 29 Desember 2017.
Dirinya menyebut penggunaan APBN yang telah dicanangkan mencakup berbagai instrumen, namun pembiayaannya dirasa masih kurang bila hanya mengandalkan dana dari pemerintah.
“Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menganggarkan dana sebesar Rp7,6 triliun yang diberikan pada PT Kreta Api Indonesia (Persero) (KAI) dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN) serta Rp 1,4 triliun yang dianggarkan ke pihak kontraktor proyek LRT yakni PT Adhi Karya (Persero). Jadi ada pembiayaan below the line. Namun support Rp7,6 triliun dan Rp 1,4 triliun gak cukup untuk biayai LRT Rp 29 triliun,” ungkap Sri Mulyani.
Ditemui ditempat yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Pandjaitan menyambut baik adanya pembiayaan kredit sindikasi perbankan terkait Kerjasama pembangunan proyek LRT Jabodebek.
“Ini adalah suatu kemajuan yang sangat signifikan, oleh karena baru pertama kalinya suatu proyek
pemerintah bisa ditangani secara sindikasi,” ujar Luhut.
Menko Luhut menilai, dengan nilai pinjaman dari kredit sindikasi perbankan sebesar Rp 19,25 triliun, merupakan angka yang besar, dan dapat dijadikan model pendanaan proyek pemerintah lainnya di masa depan.
“Sekarang tidak harus membebani APBN, model pendanaan seperti ini akan kita refinancing setelah berjalan 3 hingga 4 tahun ke depan. Nanti mungkin dengan bunga lebih murah kita bisa kembangkan LRT ini dengan trayek yang lebih luas,” tambah Luhut.
Sebagaimana diketahui, pada hari ini dua belas bank telah melaksanakan penandatanganan kredit sindikasi perbankan dengan KAI untuk pembangunan LRT dengan nilai Rp19,25 triliun dengan jangka waktu kontrak selama 18 tahun.
Keduabelas bank tersebut ialah Mandiri, BNI, BRI, BCA, CIMB Niaga, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), Bank DKI, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd. (MUFG), KEB Hana Bank, Shinhan Bank Indonesia, Bank Sumut, serta Bank Mega.