Jakarta–Sukuk sebagai salah satu instrumen surat utang syariah diakui peranannya dalam mendukung pembangunan proyek-proyek infrastuktur.
Pemerintah mencatat sejak 2008, penerbitan sukuk telah menerbitkan sukuk senilai Rp503,06 triliun dengan outstanding saat ini Rp380,42 triliun.
“Di pasar internasional, Indonesia dikenal sebagai penerbit Sukuk berdenominasi USD terbesar baik secara total maupun outstanding,” kata Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro dalam sambutannya di acara Seminar 1st Annual Islamic Finance Conference “Sukuk for Infrastructure Financing and Financial Inclusion Strategy” yang digelar dalam rangkaian 41st Annual Meeting Islamic Development Bank Group di Jakarta Convention Center, Selasa, 17 Mei 2016.
Menurutnya sejak 2009, Pemerintah telah menerbitkan sukuk berdenominasi Dolar Paman Sam senilai US$10,15 juta dan outstanding senilai US$9,50 juta.
Sukuk menurutnya, berperan penting dalam pembangunan proyek-proyek infrastruktur. Selain itu sukuk juga menjadi alternatif pembiayaan yang populer baik bagi pemerintah ataupun swasta. Sukuk juga bisa menjadi jaminan atas aset sesuai kebutuhan keuangan syariah. Sukuk juga memiliki mekanisme yang protektif dan mengandung transaksi lindung nilai alami yang menjamin industri keuangan lebih stabil.
“Selain sebagai pembiayaan anggaran belanja negara pemerintah juga menerbitkan sukuk yang lengsung digunakan untuk membiayai proyek infrastruktur seperti jalan raya, jalan tol, jembatan dan lain-lain,” tambahnya.
Selain itu, Bambang menambahkan sukuk juga berperan dalam mendorong inklusi keuangan utamanya melalui sukuk ritel. Sukuk ritel menurutnya, memberikan kesempatan bagi investor ritel untuk menginvestasikan uangnya dalam instrumen yang relatif aman dan menguntungkan.
“Ini bisa menjadi jalan untuk mengurangi kesenjangan dengan memberdayakan kalangan masyarakat bawah,” tambahnya. Total penerbitan yang dilakukan Pemerintah untuk sukuk ritel meningkat signifikan dari Rp5,5 triliun pada 2008 menjadi Rp31,5 triliun pada 2016. Sementara total investor naik dari 14.295 pada 2008 menjadi Rp48.444 pada 2016. (*)
Editor: Paulus Yoga