Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 mengalokasikan anggaran untuk ketahanan energi Rp402,4 triliun.
Sri Mulyani menyebut, total anggaran tersebut digunakan untuk kedaulatan energi serta menjaga daya beli masyarakat.
“Untuk anggaran ketahanan energi cukup besar Rp402,4 triliun, sebagian cukup besar adalah untuk subsidi energi, tapi disampaikan Bapak Presiden ada insentif perpajakan dan energi baru terbarukan,” ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026, dikutip, Senin, 18 Agustus 2025.
Baca juga: Sri Mulyani Alokasikan Anggaran Rp83 Triliun untuk Kopdes Merah Putih di 2026
Bendahara negara ini merinci, anggaran untuk insentif perpajakan di 2026 sebesar Rp16,7 triliun dan energi baru terbarukan (EBT) mencapai Rp37,5 triliun.
Selain itu, untuk infrastuktur energi dianggarkan sebesar Rp4,5 triliun, listrik desa Rp5 triliun, serta dukungan lainnya senilai Rp600 miliar.
Baca juga: Prabowo Naikkan Anggaran MBG 2026 Jadi Rp335 Triliun
Dana tersebut akan digunakan untuk pembangkit listrik EBT sebanyak 63 unit, insentif Biodiesel, konverter kit BBM ke BBG sebanyak 14 ribu unit, subsidi energi seperti listrik, BBM dan LPG 3 kg, listrik desa, hingga reformasi kebijakan subsidi energi tepat sasaran berbasis Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
“Ini yang masuk di dalam anggaran ketahanan, selain subsidi kompensasi untuk BBM dan listrik maupun berbagai hal yang sifatnya adalah pembangunan baru,” imbuhnya. (*)
Editor: Galih Pratama










