Jakarta – Pemerintah optimis perekonomian nasional akan kembali bangkit pada kuartal ketiga tahun ini meskipun tekanan ekonomi masih akan terjadi pada kuartal kedua.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi I Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir saat menghadiri webminar yang digelar BNI. Dirinya mengatakan, stimulus yang telah digulirkan oleh Pemerintah diharap dapat menggerakan roda perekonomian nasional.
“Pemerintah mendorong pemulihan ekonomi. Kita proyeksikan triwulan kedua akan melandai atau kontraksi tetapi dengan triwulan ketiga dan keempat kita perkirakan akan bangkit dan policy mulai aktif pada Juni,” kata Iskandar melalui video conference di Jakarta, Rabu 8 Juli 2020.
Menurutnya, saat ini Pemerintah telah menyiapkan program exit strategy yakni membuka ekonomi secara bertahap menuju tatanan normal baru, serta reset strategi. Tak hanya itu, pemerintah juga menggencarkan kebijakan restrukturisasi kredit usaha rakyat (KUR) yang terdampak covid-19.
Dirinya mengatakan, Pemerintah juga telah menganggarkan dukungan fiskal untuk penanganan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Total dukungan fiskal yang dianggarkan adalah sebesar Rp695,20 triliun yang dialokasikan untuk Penanganan Kesehatan Rp87,55 triliun dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Rp607,65 triliun.
Sebelumnya, Bank Dunia telah memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2020 akan mengalami perlambatan cukup signifikan. Bank Dunia memprediksi ekonomi RI berpotensi tumbuh 0 persen di 2020. Prediksi Bank Dunia ini jauh di bawah estimasi pemerintah yang masih optimistis ekonomi tetap tumbuh di setidaknya 2,3% di akhir 2020. Namun bila kondisi memburuk pertumbuhan ekonomi bisa anjlok hingga terkontraksi minus 0,4%.