Jakarta – Perekonomian ramah lingkungan akhir-akhir ini semakin diminati karena semakin tingginya kebutuhan manusia untuk lebih ramah lingkungan. Menanggapi tren ini, Suahasil Nazara, Wakil Menteri Keuangan Indonesia mengungkapkan, Indonesia juga terus bergerak ke arah ekonomi hijau melalui beberapa kebijakan yang ramah lingkungan.
“Kami berkomitmen untuk bertransisi ke perekonomian rendah karbon. Salah satunya adalah dengan memasukkan perubahan iklim dalam rencana pembangunan jangka menengah pada 2020 – 2024,” ujar Suahasil dalam paparan virtualnya, Kamis, 22 Juli 2021.
Suahasil mengungkapkan, Indonesia sudah mulai menerapkan perekonomian ramah lingkungan dari berbagai sisi. Dari sisi fiskal, pemerintah memberikan insentif pajak bagi kendaraan listrik untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan tiap harinya.
Lalu, Indonesia juga sudah mengalokasikan anggaran untuk pengembangan ekonomi hijau. Wakil Menkeu menyebut dalam 5 tahun terakhir, pemerintah Indonesia sudah konsisten mengalokasikan 4,1% anggaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk ekonomi hijau.
Kemudian dari sisi pembiayaan, pemerintah juga sudah menerbitkan Global Green Sukuk sejak 2018. Pembiayaan dari instrumen investasi satu ini akan digunakan untuk pengembangan ekonomi hijau di Indoensia seperti insentif kendaraan listrik, pencegahan bencana, dan memperluas akses energi berkelanjutan
Dengan demikian, Suahasil optimis Indonesia mampu mengurangi emisi karbon secara bertahap meski di tengah pandemi. Ekonomi hijau berpotensi untuk menjadi salah satu sumber perekonomian Indonesia nantinya. (*)
Editor: Rezkiana Np