Categories: Moneter dan Fiskal

Pemerintah Harus Waspada, Inflasi Bisa Sentuh 5%

Jakarta – Inflasi adalah tantangan terbesar saat ini bagi pertumbuhan ekonomi setelah pandemi Covid-19 di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Pemerintah harus serius dalam menangani inflasi ini, terlebih dengan masih adanya lockdown di Tiongkok dan ketegangan geopolitik Rusia Ukraina yang menyebabkan gangguan rantai pasok global.

Lanjut Heriyanto, saat ini, inflasi di Indonesia masih di kisaran angka 3,5%, namun tidak menutup kemungkinan karena ada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), inflasi bisa diperkirakan naik menjadi 5%. Untuk itu Pemerintah harus lebih waspada menyikapi adanya kemungkinan-kemungkinan tersebut.

“Satu tantangan terbesar adalah slow-down secara global kalau kita ingat pada zaman pandemi global itu diguyur dengan dana yang kurang, tapi semua ini akan dibalikan sekarang sehingga ke depan kita akan balikan ekspektasi inflasi. Karena inflasi dan suku bunga tinggi serta balancing contraction sehingga kita bisa expect. Apakah negara di Afrika bisa mengalami resesi atau stagnansi, ini salah satu yang harus diperhatikan”, jelas, Heriyanto Irawan, Ekonom Verdhana Sekuritas, Jumat, 13 Mei 2022.

Di sisi lain, perbaikan ekonomi di Indonesia menjadi salah satu yang tercepat dibandingkan negara lain akibat dampak dari pandemi. Hal ini tercermin dari impor Indonesia yang naik menjadi 54% di atas sebelum pandemi, serta ekspor yang naik jauh lebih tinggi, sehingga surplus perdagangan Indonesia melebar dan sangat membantu stabilitas ekonomi dunia. Komoditas menjadi hal yang membuat ekspor tinggi, tapi juga ada tantangan dari global.

“Dalam 10 tahun ini pemerintah melakukan transformasi yang luar biasa, pemerintah hanya mendorong pertumbuhan tanpa memikirkan bagaimana mendanai pertumbuhan itu, karena kesenjangan tidak balance ini bisa membuat melemah. Sehingga fokus sekarang salah satunya bisa mendorong ekspor dan mendorong supply dari valuta asing kemudian mendanai pertumbuhan. Jadi, bagi kami perekonomian Indonesia itu tidak kekurangan sumber pertumbuhan, tapi belum bisa mendanai pertumbuhan itu, Harapan kami ke depan sudah mulai mendanai pertumbuhan sehingga kita bisa stabil,” jelas Heriyanto. (*) Irawati

 

Editor: Rezkiana Nisaputra

Evan Yulian

Recent Posts

Konsumsi Meningkat, Rata-Rata Orang Indonesia Habiskan Rp12,3 Juta di 2024

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pengeluaran riil rata-rata per kapita masyarakat Indonesia sebesar Rp12,34 juta… Read More

16 mins ago

Laba Bank DBS Indonesia Turun 11,49 Persen jadi Rp1,29 Triliun di Triwulan III 2024

Jakarta - Bank DBS Indonesia mencatatkan penurunan laba di September 2024 (triwulan III 2024). Laba… Read More

50 mins ago

Resmi Diberhentikan dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Saya Terima dengan Profesional

Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More

2 hours ago

IHSG Ditutup Bertahan di Zona Merah 0,74 Persen ke Level 7.161

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, 15 November 2024, masih ditutup… Read More

2 hours ago

Naik 4 Persen, Prudential Indonesia Bayar Klaim Rp13,6 Triliun per Kuartal III-2024

Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More

3 hours ago

Kebebasan Finansial di Usia Muda: Tantangan dan Strategi bagi Gen-Z

Jakarta - Di era digital, keinginan untuk mencapai kebebasan finansial pada usia muda semakin kuat,… Read More

3 hours ago