Jakarta – PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp11,7 triliun pada kuartal I tahun 2021. Angka tersebut melesat 95,2% ketimbang periode sama tahun sebelumnya. Di akhir tahun 2021, penyaluran pembiayaan PNM diproyeksi bisa menembus Rp40 triliun.
Pertumbuhan pembiayaan PNM ditopang oleh oleh pembiayaan PNM Mekaar yang meningkat 101,8% yoy menjadi Rp10,92 triliun. Sedangkan pembiayaan PNM ULaMM naik 33,1% menjadi Rp761 miliar. Pembiayaan yang tumbuh positif berimbas pada naiknya pendapatan PNM menjadi Rp1,76 triliun, dengan perolehan laba bersih sebesar Rp186 miliar.
Dari sisi jumlah nasabah, terjadi kenaikan 38,1%. Per akhir Maret 2021, PNM melayani sebanyak 8,98 juta nasabah aktif. Rinciannya, sebanyak 8,87 juta nasabah PNM Mekaar, dan 113,96 ribu nasabah PNM ULaMM. Nasabah PNM Mekaar tercatat tumbuh 37,9%, sedangkan nasabah PNM ULaMM tumbuh 55,6%. Hingga akhir tahun, PNM memproyeksikan jumlah nasabah aktif hingga 10 juta orang.
“Dengan begitu, PNM akan menjadi yang terbesar di dunia dari sisi jumlah nasabah ultra mikro. Saat ini, yang terbanyak melayani nasabah ultra mikro adalah Grameen Bank di Bangladesh, jumlah nasabahnya sekitar 9,3 juta orang. Mungkin di bulan Mei 2021 kita sudah melampaui jumlah tersebut,” jelas Sunar Basuki, EVP Keuangan dan Operasional PNM dalam paparan kinerja di Jakarta, Selasa 20 April 2021.
Menurut Sunar, ada dua alasan yang membuat PNM tetap tumbuh pesat meski ada pandemi COVID-19. Pertama, produk yang kompetitif. Produk PNM Mekaar dan PNM ULaMM mendapat sambutan positif di masyarakat dan diklaim memberikan nilai yang lebih kompetitif dibandingkan kompetitor. Kedua, pasar yang besar. Potensi pasar di segmen ultra mikro yang menyasar segmen masyarakat miskin atau pra sejahtera sangat besar.
Apalagi, kata dia, pandemi COVID-19 ini menekan perekonomian, sehingga makin banyak orang yang masuk segmen pasar PNM dan membutuhkan modal kerja. “Ini saya rasa menjadi kontributor pertumbuhan PNM,” kata Sunar. (*) Ari Astriawan