BSM melakukan berbagai program untuk meningkatkan pembiayaan mikro. Ria Martati
Jakarta– PT Bank Syariah Mandiri (BSM) pada Juni 2015 mencatat pembiayaan mikro Rp414,2 miliar, atau meningkat 18,06% dari semula Rp2,29 triliun per Juni 2014 menjadi Rp2,71 triliun per Juni 2015. Portofolio pembiayaan mikro terus meningkat menjadi Rp2,94 triliun per Agustus 2015.
Muhammad Busthami, Senior Executive Vice President yang memimpin Direktorat Micro and Business Banking BSM mengatakan, pertumbuhan pembiayaan mikro BSM di tengah kondisi ekonomi dunia yang belum kondusif adalah karena keberhasilan berbagai program yang gencar dilakukan pada tahun 2015 ini, di antaranya adalah Program Mikro Peduli dan Program Akselerasi, di samping program marketing terkait pembiayaan mikro lainnya.
Program Mikro Peduli merupakan aksi Corporate Social Responsibily (CSR) BSM untuk membantu para pedagang yang tertimpa musibah. Misalnya memberikan bantuan kepada para pedagang di Pasar Johar Semarang dan pedagang di daerah Binjai Medan. Sementara Program Akselerasi adalah program marketing yang ditujukan untuk meningkatkan bisnis microbanking Perusahaan. Di dalamnya termasuk program Serbu Pasar, Kampanye Ramadhan dan lainnya.
Busthami juga mengatakan non-performing financing (NPF) segmen mikro yang sempat menyentuh sekitar 7% atau sekitar Rp175 miliar pada Juni 2014 menjadi sekitar Rp119 miliar atau 4,2% per Juni 2015. Penurunan ratio NPF pada pembiayaan di segmen mikro disebabkan upaya intensif melakukan penagihan (collection) dan
juga pertumbuhan pembiayaan secara selektif serta effektifnya pelaksanaan program pendampingan Tim Warung Mikro BSM kepada nasabah.
Untuk pembiayaan mikro, papar Busthami, BSM menyasar dua kelompok nasabah yakni pertama masyarakat berpenghasilan tetap, yang ingin memulai usaha atau merenovasi tempat tinggal. Kemudian kedua, kelompok wiraswasta seperti pedagang kelontong, warung sembako, warung makan, pemilik kos, pedagang pasar, petani padi, petani sawit, pengelola bengkel dan lainnya.
Jumlah nasabah pembiayaan mikro per Juni 2015 sebesar 83. 870 orang yang tersebar di 456 Outlet Mikro. Pembiayaan mikro BSM dilakukan secara langsung kepada end user melalui Warung Mikro, kantor cabang pembantu dan Mandiri Group serta saluran distribusi bisnis lainnya. Sementara mekanisme pemasarannya di antaranya dilakukan melalui komunitas. ‘’Saat ini kami sedang merancang program pembiayaan mikro khusus untuk kelompok wanita,’’ kata Busthami lagi.
Lebih lanjut, Muhammad Busthami mengungkap pemasaran pembiayaan mikro juga di-bundling dengan produk lain antara lain penjualan produk umrah, gadai emas dan cicil emas. Untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis (baik pembiayaan maupun pendanaan) yang lebih signifikan lagi di segmen mikro, BSM terus melakukan diversifikasi produk dan program mikro. Juga, meningkatkan jumlah saluran distribusi (baik internal maupun eksternal) untuk makin menjadi lebih dekat dengan nasabah serta mempercepat proses pelayanan nasabah, antara lain melalui penyempurnaan system teknologi informasi yang terintegrasi dan perbaikan proses bisnis. (*)