Pasar mobil bekas masih menjanjikan. (Foto: Istimewa)
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa, piutang pembiayaan Perusahaan Pembiayaan (PP) tumbuh 2,83 persen yoy pada Mei 2025 dibandingkan April 2025 yang naik 3,67 persen yoy menjadi Rp504,58 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM dan LJK Lainnya OJK, Agusman, menyebut, total penyaluran pembiayaan untuk kendaraan bermotor periode Mei 2025 meningkat 1,95 persen yoy menjadi sebesar Rp408,37 triliun.
“Penyaluran kendaraan bermotor ini memiliki porsi 76,85 persen dari total penyaluran pembiayaan industri multifinance,” ucap Agusman dikutip, 18 Juli 2025.
Baca juga: Strategi ACC Genjot Pembiayaan Otomotif di Tengah Dinamika Pasar
Secara rinci, dari jenis kendaraan penyaluran pembiayaan kendaraan bermotor baru memiliki porsi sebesar 44,07 persen dari total pembiayaan dengan nilai outstanding piutang terkontraksi 0,24 persen yoy menjadi Rp234,18 triliun.
Sedangkan untuk penyaluran kendaraan bermotor bekas memiliki porsi sebesar 22,12 persen per Mei 2025, dengan nilai outstanding piutang meningkat sebesar 10,00 persen yoy menjadi Rp117,55 triliun.
Masih di periode yang sama, penyaluran pembiayaan kendaraan listrik memiliki porsi sebesar 3,40 persen dengan nilai outstanding piutang meningkat 2,03 persen mtm menjadi sebesar Rp18,07 triliun.
Baca juga: POJK Pembiayaan UMKM Ditargetkan Terbit Agustus 2025, Ini Tujuannya
Sementara berdasarkan wilayah, porsi penyaluran pembiayaan di wilayah pulau Jawa mencapai sebesar 55,37 persen atau senilai Rp294,23 triliun per Mei 2025. Sedangkan di luar pulau Jawa sebesar 44,63 persen atau senilai Rp237,14 triliun di periode yang sama.
Jika dilihat dari pertumbuhannya, Provinsi Papua Selatan mengalami peningkatan terbesar, yaitu 92,42 persen yoy menjadi sebesar Rp452,14 miliar.
Hal tersebut menunjukkan potensi multifinance di luar Pulau Jawa masih sangat besar, terutama untuk mendorong inklusi keuangan dan pemerataan akses pembiayaan di daerah. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More
Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More
Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More
Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More
Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More
Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More