Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia (BSI) menunjukkan kinerja positif dalam penyaluran pembiayaan hijau atau green financing. Sejak Juni 2021 sampai Juni 2022, Green financing non UMKM Bank Syariah Indonesia tumbuh 112% menjadi Rp8,63 triliun.
“Dan bahkan sudah melampaui target kami di Desember 2022, yakni sebesar Rp7 triliun Bahkan, kami ketika menetapkan target masih sedikit, karena kami pada saat itu merger di tengah pandemi Covid. Namun, alhamdulliah, kinerja kami mayoritas melampaui target seperti salah satunya pembiayaan hijau non UMKM itu,” tutur Direktur Risk Management Bank Syariah Indonesia, Tiwul Widyastuti, pada sebuah webinar, KamisKamis, 15 September 2022.
Satu paket dalam skema enviromental, social, dan (corporate) governance (ESG), pembiayaan untuk sektor UMKM BSI juga meningkat cukup besar, yakni 12,24% year on year atau secara tahunan per Juni 2022 menjadi Rp41,42 triliun. Nilai ini sudah hampir mencapai target pada akhir tahun ini, yakni Rp44,87 triliun.
“Pelan tapi pasti terus meningkat, dan ini sudah menjadi komitmen kami, sehingga secara gabungan, ESG financing kami di posisi Juni 2022 alhamdullilah sudah mencapai Rp50 triliun atau naik 22,14% year on year. Hampir mendekati target kami di akhir tahun, yakni Rp51 triliun,” terangnya lagi.
Sementara itu, ia menjelaskan pula ada tiga kategori green financing favorit yang disalurkan oleh BSI, yakni produk Eco-Efficient (48,25%), pengelolaan SDA Hayati dan Lahan Berkelanjutan (22%), serta Energi Terbarukan (18%).
“Ini di tengah Covid aja kita bisa tumbuhnya alhamdullilah bagus. Moga-moga ke depan dengan perencanaan yang bagus dan mitigasi risiko yang proper, insyaallah BSI terus bisa memberikan kontribusi positif pada pembangunan Indonesia,” pungkasnya. (*) Steven Widjaja