Jakarta – Emas atau logam mulia menjadi instrumen investasi tak lekang oleh waktu. Nilainya yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, membuat emas seringkali menjadi pilihan investasi oleh berbagai elemen masyarakat.
Investasi emas juga tergolong sangat aman untuk jangka panjang, karena emas termasuk ke dalam jenis investasi yang rendah risiko atau low risk. Selain itu, dalam jangka panjang, investasi emas cenderung naik.
Buktinya, berdasarkan data Goldprice.org, perubahan harga emas dalam 10 tahun terakhir mencapai lebih dari 110 persen. Sementara, harga emas di Indonesia juga mengalami peningkatan signifikan di sembilan bulan pertama tahun ini.
Baca juga: BCA Syariah Gelar Kegiatan Edukasi, Cerdas Berinvestasi Emas
Menurut website logam mulia, harga emas meningkat 30,28 persen secara year-to-date (ytd) dari Rp1.070.000 per gram pada Januari 2024 menjadi Rp1.349.000 per gram pada September 2024.
Lebih lanjut, harga emas cenderung naik di atas rata-rata inflasi. Rata-rata kenaikan harga emas dalam lima tahun terakhir atau sejak 2019-2023 sebesar 11,19 persen. Sedangkan, di periode yang sama, rata-rata inflasi tercatat sebesar 2,89 persen.
Hal ini membuktikan bahwa investasi emas tetap mampu menjanjikan meskipun di tengah ketidakpastian ekonomi dan volatilitas global. Emas menawarkan perlindungan terhadap inflasi maupun fluktuasi nilai mata uang.
Baca juga: Raffi Ahmad Ditunjuk jadi Waketum Kadin Versi Anindya Bakrie
Di sisi lain, geliat investasi emas oleh masyarakat juga terlihat dari perkembangan produk pembiayaan Murabahah Emas BCA Syariah. Direktur BCA Syariah, Pranata, mengungkapkan pada Agustus 2024, kinerja pembiayaan emas di BCA Syariah mengalami tren kenaikan yang fantastis.
Outstanding Pembiayaan Emas Meningkat
Outstanding pembiayaan emas BCA Syariah meningkat 210,80 persen secara year-on-year/yoy dari Rp41,0 miliar pada Agustus 2023 menjadi Rp127,3 miliar pada Agustus 2024. BCA Syariah optimis bisa menutup tahun ini dengan target pembiayaan emas mencapai Rp300 miliar dan pertumbuhan di kisaran 20 persen sampai 30 persen.
“Kami berharap pertumbuhan ini terus berlanjut, dengan momentum penurunan suku bunga yang juga berimbas pada kenaikan harga emas,” ujar Pranata saat ditemui di acara Media Gathering dengan tema “Cerdas Berinvestasi Emas” di Jakarta, Senin, 7 Oktober 2024.
Baca juga: BCA Sebut Likuiditas Ample di Tengah Penurunan Suku Bunga BI
Ia menambahkan, saat ini produk Murabahah Emas menyumbang sekitar 15 persen atau sebesar Rp280 miliar terhadap total pembiayaan konsumer BCA Syariah.
Peluncuran Fitur Baru
Selain itu, jumlah akun pembiayaan emas di BCA Syariah telah mencapai 6.000, meningkat dua kali lipat dari tahun lalu. Dalam waktu dekat, BCA Syariah juga merencanakan peluncuran fitur pembiayaan Murabahah Emas melalui aplikasi mobile banking mereka di akhir kuartal IV 2024.
“Fitur ini akan memudahkan nasabah untuk mengajukan pembiayaan langsung dari ponsel mereka, membuat proses menjadi lebih efisien dan cepat,” tambahnya.
Selain itu, BCA Syariah juga berencana memperkenalkan produk tabungan emas yang memungkinkan nasabah untuk menabung dan kemudian mengubah simpanan mereka menjadi emas fisik.
Baca juga: Rayakan Hari Pelanggan Nasional, BCA Syariah Perkuat Komitmen Pelayanan Prima
Pranata juga menekankan bahwa edukasi tentang investasi emas sangat penting, terutama bagi generasi muda yang ingin membangun keamanan finansial. Menurutnya, dengan memahami cara berinvestasi yang benar, masyarakat dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan menguntungkan.
Sementara, produk pembiayaan Murabahah Emas BCA Syariah yang diluncurkan pada 2014 ini, menawarkan pembiayaan emas dengan harga dan margin yang kompetitif, di bawah 10 persen dibandingkan lembaga keuangan lainnya. Dengan plafon pembiayaan yang mencapai Rp 1 miliar dan gramasi mulai dari 10 gram, produk ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan berbagai lapisan masyarakat.
“Emas adalah aset likuid yang mudah dicairkan, memberikan perlindungan terhadap inflasi, dan kami ingin masyarakat memahami manfaatnya,” tutupnya. (*) Ayu Utami