Jakarta – PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) mencatatkan laba bersih di kuartal III-2022 sebesar Rp1,3 triliun. Angka tersebut melesat 64,5% bila dibandingkan dengan capaian laba ditahun sebelumnya di periode yang sama yakni Rp796 miliar.
Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono mengatakan, realisasi laba bersih perseroan salah satunya ditopang oleh penyaluran pembiayaan baru (booking) yang mencapai Rp13,7 triliun di kuartal III-2022 atau tumbuh 48,3% (yoy) bila dibandingkan dengan kuartal III tahun lalu.
Persentase NPF BFI Finance juga masih stabil di rasio bruto 1,09%. Persentase ini menempatkan BFI Finance kembali di angka rasio yang masih berada jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata industri (Data Otoritas Jasa Keuangan/OJK per 31 Agustus 2022 sebesar 2,60%).
NPF coverage terhitung mencapai 4,2 kali diimbangi dengan proses penagihan berbasis sistem yang efisien dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dari sisi penyisihan atau Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). Pencadangan Perusahaan ini masih lebih besar dibandingkan rata-rata industri sebesar 2,2 kali (Data OJK per 31 Agustus 2022).
Dari sisi aset BFI Finance tercatat sebesar Rp20 triliun, tumbuh sebesar 36,6% yoy. Pencapaian ini bahkan melampaui nilai aset Perusahaan tertinggi di masa pra pandemi, yaitu Rp19,1 triliun per 31 Desember 2018. Berkat pengelolaan bisnis yang efektif dan efisien, nilai pendapatan juga terkerek 29,6% (yoy) menjadi Rp3,8 triliun.
“Sektor riil yang kembali aktif bergerak serta pemerintah yang mampu menjaga kestabilan politik dan ekonomi membuat atmosfer konsumsi masyarakat masih tumbuh. Hal ini mendorong pertumbuhan kinerja yang signifikan dibandingkan kondisi tahun lalu. Namun, kami akan tetap menjalankan kelolaan manajemen risiko dengan kehati-hatian dan menjaga kualitas aset,” ujarnya, 27 Oktober 2022.
Menurut Sudjono, pencapaian ini tidak lepas dari strategi Perusahaan secara internal yang didukung oleh kemampuan daya beli masyarakat, kondusifnya dunia usaha, dan perekonomian dalam negeri yang kian membaik.
Kendati sampai di kuartal ketiga ini masih dibayangi tantangan lain seperti kenaikan suku bunga sebagai dampak laju suku bunga acuan dari The Fed dalam rangka melawan tekanan inflasi dan menjaga stabilitas harga, serta santernya isu resesi global memasuki tahun 2023, namun langkah BFI Finance untuk menyeimbangkan target dan kelolaan risiko Perusahaan terjaga dengan baik.
Dari total piutang yang dikelola sebesar Rp18,4 triliun, portofolio pembiayaan BFI Finance masih didominasi pembiayaan kendaraan roda empat sebesar 68,2% atau ekuivalen dengan Rp12,5 triliun. Disusul oleh pembiayaan alat berat dan mesin dengan porsi 12,7%, pembiayaan kendaraan roda dua sebesar 11,3%, pembiayaan bersertifikat rumah dan ruko sebanyak 2,8%, serta pembiayaan syariah dan lainnya 5,0%.
Seiring dengan geliat aktivitas dan ekonomi masyarakat, restrukturisasi konsumen juga turut melandai dengan nilai restrukturisasi tersisa sebesar 2,9% dari nilai total piutang pembiayaan. Sebanyak 77,1% dari sisa restrukturisasi tersebut turut dilaporkan telah kembali ke pembayaran normal.
“BFI Finance bersyukur dapat mempertahankan tren positif yang dicapai dan berharap dapat terjaga momentumnya hingga akhir tahun 2022. Dengan demikian, Perusahaan dapat mencatatkan rekor pertumbuhan total aset dan laba bersih sepanjang tahun 2022 ini,” pungkas Sudjono. (*)