Keuangan

Pembiayaan Baru BFI Finance Rp9 T di Semester I 2024, Segmen Ini Kontributor Terbesar

Tangerang Selatan – Kondisi ekonomi yang menantang di paruh pertama 2024 disikapi PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) dengan cermat menjaga risiko dan menjalankan strategi pembiayaan yang efektif dan selektif.

Emiten dengan kode saham BFIN ini fokus menjaga fundamental bisnis dan adaptif menghadapi sejumlah tantangan di tengah perlambatan industri.

Hingga Juni 2024, BFI Finance mencatatkan piutang pembiayaan dikelola (managed receivables) senilai Rp22,4 triliun. Porsi piutang didominasi tujuan produktif modal kerja, yakni sebesar 57,5 persen. Penyaluran piutang pembiayaan tersebut berkontribusi terhadap total aset perseroan sebesar Rp24,3 triliun, naik tipis 0,5 persen secara kuartalan.

Baca juga: APPI Dorong Inovasi Produk Pembiayaan dan Diversifikasi Sumber Pendanaan

Pada semester 1 2024 ini, perseroan membukukan pembiayaan baru (new booking) sebesar Rp9 triliun. Pembiayaan baru ditopang segmen pembiayaan roda empat dengan porsi sebesar Rp6,1 triliun.

Sudjono, Direktur Keuangan BFI Finance menyampaikn, sejumlah faktor mewarnai tengah tahun pertama 2024. Momentum pemilu, Ramadan dan hari-hari besar tanggal merah, sampai faktor geopolitik ikut memengaruhi daya beli dan sedikit banyak ikut memengaruhi pencapaian kinerja BFIN di semester I 2024.

“Dalam menyiasati hal tersebut, penyaluran pembiayaan dilakukan dengan lebih selektif serta melakukan diversifikasi produk guna menjaga kualitas portofolio kredit,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu, 27 Juli 2024.

Baca juga: Gandeng Rumah123, BFI Finance Fasilitasi Pembiayaan KPR Rumah Second

Buah dari strategi tersebut, profil risiko BFI Finance tetap terjaga dengan tingkat pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) per Juni 2024 di level bruto 1,47 persen, dan level neto 0,29 persen atau turun 50 basis poin (bps) dibandingkan per Juni 2023. Rasio ini lebih baik dibandingkan rata-rata industri yang menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berada di level 2,77 persen per Mei 2024.

“Adapun cakupan penyisihan tercatat sebesar 2,6 kali NPF bruto Perusahaan dan net gearing
ratio masih menunjukkan tren positif, yakni 1,2 kali atau jauh di bawah batas maksimum sepuluh kali,” tambah Sudjono.

Sementara, dari sisi pendapatan tercatat sebesar Rp3,1 triliun. Perseroan pun berhasil mengantongi cuan sebesar Rp685,8 miliar. (*) Ari Astriawan

Galih Pratama

Recent Posts

Dorong Pelaku UMKM Naik Kelas, BRI Telah Salurkan KUR Rp158,6 T per Oktober 2024

Jakarta - PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp158,60… Read More

52 mins ago

OJK Panggil dan Awasi Ketat KoinP2P, Ini Alasannya

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan tegas melaksanakan langkah-langkah pengawasan secara ketat terhadap PT… Read More

2 hours ago

149 Saham Hijau, IHSG Dibuka Menguat 0,48 Persen

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (22/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

2 hours ago

Rupiah Diprediksi akan Tembus Rp16.000 per Dolar AS

Jakarta - Rupiah berpeluang masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat ketegangan geopolitik Ukraina dan Rusia… Read More

2 hours ago

Harga Emas Antam Menggila! Sekarang Segini per Gramnya

Jakarta -  Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Jumat, 22 November… Read More

3 hours ago

IHSG Berpeluang Melemah, Simak 4 Rekomendasi Saham Berikut

Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More

4 hours ago