Jakarta – Bank KB Bukopin tengah disiapkan untuk menjadi platform seluruh layanan keuangan di dalam negeri. Apalagi KB Financial Group (KBFG) sebagai induk dikabarkan akan menambah dua afiliasi baru di bidang asset management dan asuransi jiwa untuk melengkapi ekosistem bisnisnya di tahun 2023 ini.
KBFG sendiri telah memperluas penetrasi pasar asuransi di Korea dengan mengakuisisi Prudential Life Insurance pada Agustus 2020 senilai US$2 miliar atau setara KRW 2,3 triliun. KBFG juga telah mengumumkan untuk mengintegrasikan KB Life Insurance dan Prudential Life menjadi satu yang wacananya segera direalisasikan di 2023.
Lalu, apakah perusahaan asuransi jiwa di Indonesia yang ingin dipinang oleh KBFG adalah Prudential Life Indonesia, sebagaimana Prudential di Korea sudah dicaplok KBFG?. Apalagi KBFG memiliki strategi jitu untuk memperluas pasarnya ke Asia Tenggara, di mana Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang paling besar.
Menanggapi hal ini, Pengamat Asuransi sekaligus CEO Konsultan Investasi Deswa Invisco Multitama, Dedi Dwi Kristianto mengatakan bahwa peluang Prudential Indonesia akan diakuisisi oleh KBFG belum terlihat. Meski demikian, kata dia, di dalam suatu bisnis industri keuangan, peluang apapun bisa saja terjadi.
Hal ini tercermin dari potensi atau peluang pasar Indonesia yang besar dan kemampuan KBFG yang memiliki aset USD560,1 miliar. Jika nantinya akan mengakuisisi Prudential Indonesia maka dapat melalui strategi Prudential Group.
“Dalam pandangan saya saat ini belum ada sesuatu hal yang urgent atau mendesak mereka melakukan itu. Tapi hal itu bisa juga sebagai peluang untuk mendapatkan fresh money yang besar untuk pengembangan bisnis mereka yang lain atau tetap mempertahankan Prudential Indonesia,” ujar Dedi kepada Infobanknews dikutip 22 Januari 2023.
Kendati begitu, Prudential Indonesia berbeda dengan Prudential Korea. Prudential Indonesia merupakan perusahaan asuransi besar yang sangat kokoh dengan total aset Rp72 triliun, risk based capital (RBC) 423%,172 ribu tenaga pemasar dan 2,5 juta tertanggung, serta mampu membayar klaim sebesar Rp12,1 triliun hingga kuartal III-2022.
Menyikapi isu tersebut, manajemen KB Bukopin maupun KBFG di Korea belum bersedia memberitahu perusahaan yang akan diakusisi. “Secara resmi kami akan umumkan kalau sudah final,” ujar Robby Mondong, Deputi Presiden Direktur KB Bukopin kepada infobanknews di Seoul beberapa waktu lalu.
Peter Bong Joong Kwon, Senior Managing Director Head of Investor Relation KBFG, juga mengatakan pihaknya belum bisa menyampaikan rencana akuisisi yang sekarang masih berlangsung. “Kami belum bisa menyampaikan itu,” jelas Piter.
Sementara dari pihak Prudential Life Indonesia, juga belum bersedia memberi keterangan ketika Infobanknews meminta konfirmasi. “Dapat kami sampaikan bahwa perusahaan tidak dapat memberikan komentar terkait spekulasi pasar. Jika perusahaan memiliki informasi untuk disampaikan maka perusahaan akan mengumumkannya,” ujar pihak Prudential Life Indonesia ketika dikonfirmasi Infobanknews.
Ke depan, KBFG pasti memiliki strategi untuk memperluas penetrasi pasarnya di Asia Tenggara yang akan menjadi ‘the second mother market’ terutama Indonesia yang berpenduduk paling besar. Apalagi, KBFG yang beraset US$560,1 miliar merupakan institusi keuangan terbesar di Korea yang berada dalam posisi yang terdepan dalam berbagai aksi merger dan akuisisi.
Sejak berdirinya Kookmin Bank pada 1963 dan kemudian berkembang menjadi grup usaha, KBFG sudah melewati berbagai rangkaian aksi merger dan akuisisi terhadap institusi keuangan. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra