Jakarta–Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini (4/2) diperkirakan masih lanjutkan tren depresiasi. Hal ini sejalan dengan melemahnya harga minyak mentah dunia yang menjadi sentimen positif bagi laju Dolar AS sebagai mata uang safe haven.
Pernyataan ini seperti disampaikan oleh Analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada di Jakarta, Kamis, 4 Februari 2016. “Kembali bergeraknya harga minyak mentah dunia di zona positif, membuat mata uang safe haven kembali menunjukkan kekuatannya,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, pada transaksi kemarin, (3/2) di pasar uang, para pelaku pasar tampak masih memanfaatkan celah penguatan lanjutan pada Dolar AS, setelah pada perdagangan sebelumnya berada di jalur apresiasi. Volatilitas Rupiah terhadap Dolar AS tidak mampu bergerak menuju tren penguatan, sehingga berbalik terdepresiasi.
“Seperti yang kami duga sebelumnya, penguatan Dolar AS masih dapat berlanjut selama harga minyak masih menunjukkan pelemahan yang diikuti dengan minimnya katalis positif terhadap mata uang negara berkembang,” tukas Reza.
Lebih lanjut Reza menambahkan, laju Rupiah sempat berada di level Rp13.805 per Dolar AS dari sebelumnya di level Rp13.575 di pasar spot valas. “Dengan sentimen yang sama di hari sebelumnya, harga minyak yang kembali melemah menjadikan sentimen negatif bagi Rupiah,” ucapnya.
Sedangkan secara teknikal, pelemahan Rupiah telah membentuk pola morning star, yang berarti penguatan Dolar AS dapat berlanjut secara jangka pendek. “Saat ini support di kisaran 13.815-13.785, sedangkan resistance ada pada rentang 13.620-13.650,” tutup Reza. (*) Rezkiana Nisaputra