Jakarta–Sejalan dengan arah kebijakan Presiden AS terpilih Donald Trump yang lebih proteksionisme, dikhawatirkan akan berdampak kepada pasar keuangan global. Maka dari itu, pelaku pasar cenderung wait and see terkait dengan 100 hari pemerintahan Trump.
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Kepala ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede kepada Infobanknews.com, di Jakarta, Jumat, 11 November 2016. Menurutnya, Bursa saham AS ditutup menguat, didorong oleh investor yang mengamati arah dari kebijakan partai Republik tersebut.
“Pelaku pasar cenderung wait and see menunggu 100 hari pemerintahan Trump, terlebih lagi orang-orang yang akan ditunjuk sebagai Menteri Keuangan, Menteri Luar Negeri dan Menteri Perdagangan,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menilai, apabila kebijakan-kebijakan yang disampaikan Trump pada saat debat Calon Presiden (Capres) yang lebih berfokus pada ekonomi dalam negeri atau proteksionisme dengan rencana menaikkan bea impor untuk barang Tiongkok, maka akan berisiko pada defisit anggaran AS. (Selanjutnya : Pelonggaran kebijakan fiskal mendorong sell-off pasar obligasi)
Page: 1 2
Jakarta – Kepala Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani pada hari ini (24/3/2025) secara resmi mengumumkan… Read More
Jakarta – Struktur pengurus Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) akan diumumkan siang… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, 24 Maret… Read More
Jakarta - Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2025 mencatat adanya peningkatan jumlah penumpang angkutan… Read More
Jakarta - Emiten terafiliasi Prajogo Pangestu, yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrindo… Read More
Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat, total kuota program mudik gratis melalui jalur darat telah… Read More