Jakarta–Sejalan dengan arah kebijakan Presiden AS terpilih Donald Trump yang lebih proteksionisme, dikhawatirkan akan berdampak kepada pasar keuangan global. Maka dari itu, pelaku pasar cenderung wait and see terkait dengan 100 hari pemerintahan Trump.
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Kepala ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede kepada Infobanknews.com, di Jakarta, Jumat, 11 November 2016. Menurutnya, Bursa saham AS ditutup menguat, didorong oleh investor yang mengamati arah dari kebijakan partai Republik tersebut.
“Pelaku pasar cenderung wait and see menunggu 100 hari pemerintahan Trump, terlebih lagi orang-orang yang akan ditunjuk sebagai Menteri Keuangan, Menteri Luar Negeri dan Menteri Perdagangan,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menilai, apabila kebijakan-kebijakan yang disampaikan Trump pada saat debat Calon Presiden (Capres) yang lebih berfokus pada ekonomi dalam negeri atau proteksionisme dengan rencana menaikkan bea impor untuk barang Tiongkok, maka akan berisiko pada defisit anggaran AS. (Selanjutnya : Pelonggaran kebijakan fiskal mendorong sell-off pasar obligasi)
Page: 1 2
Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More
Poin Penting PINTU meluncurkan fitur Auto DCA Explore Plans untuk memudahkan investor berinvestasi rutin dengan… Read More
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More