Jakarta – Pelaku industri properti di Tanah Air tak khawatir untuk menghadapi tahun politik 2024. Pasalnya, sektor properti merupakan salah satu engine terbesar dari pertumbuhan ekonomi.
Country Director of Ray White Indonesia, Johann Boyke Nurtanio mengatakan dengan pertumbuhan ekonomi seperti saat ini, pihaknya memiliki alasan untuk terus positif terhadap perkembangan sektor bisnis terutama sektor properti.
“Jangan sampai sentimen global tersalurkan ke sini, karena ekonomi kita ini sebagian besar dilandasi oleh konsumsi. Sehingga, konsumsi pasar ini lah yang harus kita jaga,” tutur Johann Boyke dalam keterangan resmi, Senin 22 Januari 2024.
Baca juga: Agung Podomoro Land Optimis Antusias Market Terhadap Industri Properti Masih Cerah
Dia pun menjelaskan, dari sisi perkantoran di mana demand ini akan meningkat didorong oleh konsolidasi perusahaan dan perpindahan ke gedung yang lebih baik.
Untuk pasar kondominium, akan mengalami penambahan pasokan sekitar 20 ribu unit dari proyek-proyek yang akan selesai tahun depan. Kemungkinan besar, para pengembang akan lebih fokus memasarkan produk existing.
“Terdapat lima kota di Indonesia yang akan memiliki prospek pertumbuhan properti pada tahun 2024, yaitu Jakarta, Ibu Kota Nusantara (IKN), Bali, Surabaya, dan Tangerang. Sejalan dengan itu, pengembangan infrastruktur di luar Pulau Jawa mendorong pertumbuhan properti yang lebih baik di luar Pulau Jawa, diikuti dengan inovasi dan diversifikasi produk yang menjadi navigasi yang terus diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasar properti saat ini,” ujar Johann.
Adapun secara umum, sektor properti di Indonesia dinilai masih akan menunjukkan tren pertumbuhan pada tahun 2024. Sebagian besar para pemangku kepentingan atau sekitar 67 persen optimistis bahwa sektor properti akan mampu menjawab tantangan ekonomi pada tahun 2024.
Baca juga: Pelaku Industri Properti Sambut Positif Skema KPR Bunga Flat 35 Tahun
Sementara itu, insentif PPN DTP dinilai memberi dampak positif dalam pertumbuhan properti pada akhir tahun 2023. Setidaknya 73 persen menyatakan hal tersebut.
Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), penyaluran kredit properti melemah sebesar 7,6 persen yoy pada Desember 2023, setelah tumbuh 7,8 persen yoy pada November 2023, terutama berasal dari pertumbuhan KPR dan KPA 12,1 persen yoy serta kredit real estate 9,1 persen yoy. (*)
Editor: Galih Pratama