Jakarta – PT Pegadaian (Persero) sepanjang tahun 2020 mencatatkan laba Rp2,02 triliun atau menyusut cukup dalam dari perolehan tahun 2019 di angka Rp3,1 triliun.
Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto menjelaskan, penurunan laba tersebut akibat kenaikan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dari Rp154 miliar di tahun 2019 menjadi Rp2,12 triliun di tahun 2020.
“Penambahan penempatan dana sebagai cadangan kerugian tersebut merupakan bagian dari manajemen risiko, untuk mengantipasi kemungkinan terjadinya kerugian perusahaan di masa yang akan datang sebagai akibat penurunan kualitas pembiayaan,” kata Kuswiyoto melalui keterangan resminya di Jakarta, Rabu 17 Febuari 2021.
Meskipun begitu, menurutnya Pegadaian masih menunjukkan kinerja positif sepanjang tahun anggaran 2020 dengan kenaikan Pendapatan Usaha meningkat 24,27% dari tahun 2019 sebesar Rp.17,67 triliun menjadi Rp.21,96 triliun. Sementara itu dari sisi Aset naik 9,40% dari tahun 2019 sebesar Rp.65,32 triliun menjadi Rp.71,47 triliun di tahun 2020.
Tak hanya itu, Kuswiyoto mengatakan, jumlah nasabah yang dilayani pun, mengalami peningkatan sebesar 22,15% dari 13,86 juta orang menjadi 16,93 juta orang. Adapun omset pembiayaan yang disalurkan terdapat peningkatan 13,34% dari tahun 2019 sebesar Rp145,63 triliun menjadi Rp165,06 triliun pada tahun 2020.
“Kami tentu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berterima kasih kepada seluruh nasabah yang tetap loyal kepada Pegadaian, serta terus-menerus memanfaatkan produk dan layanan Pegadaian sebagai solusi keuangan yang dihadapi di masa pandemi” kata Kuswiyoto.
Pegadaian juga terus melakukan transformasi digital sejalan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat. Sepanjang 2020 Aplikasi Pegadaian Digital telah digunakan oleh 2,1 juta nasabah dengan 3,4 juta transaksi senilai Rp5,1 triliun.
“Kami tentu senang, transformasi digital yang dijalankan oleh Pegadaian dapat diterima dan dimanfaatkan oleh banyak masyarakat. Selain memberikan kemudahan, akurasi, keamanan dan kecepatan transaksi, hal ini sejalan program pemerintah dalam membangun Industri 4.0,” pungkas Kuswiyoto. (*)
Editor: Rezkiana Np