Jakarta – PT PEFINDO Biro Kredit (IdScore) melaporkan, tren pertumbuhan positif penggunaan layanan buy now paylater (BNPL) atau paylater di Indonesia.
Direktur Utama IdScore Tan Glant Saputrahadi mengungkapkan, pertumbuhan fasilitas BNPL tercatat sebesar 24,53 persen secara tahunan (year-on-year), dengan total nilai portofolio kredit mencapai Rp35,14 triliun hingga November 2024.
“Pertumbuhan BNPL diproyeksikan akan mencapai 30 persen pada Desember 2025, sejalan dengan prediksi pertumbuhan portofolio kredit nasional yang juga diperkirakan mencapai dua digit,” katanya, dalam acara hasil riset IdScore bertajuk Tren dan Pertumbuhan Bisnis Buy Now Pay Later di Indonesia di Jakarta, Kamis, 16 Januari 2025.
Baca juga : Usia Muda Terbelenggu Utang, Rata-rata Pinjamannya Tembus Rp9 Juta
Ia mengatakan, pertumbuhan positif bisnis BNPL tak terlepas dari peran industri perbankan. Di mana, bank-bank umum semakin agresif memasuki bisnis BNPL, dengan pertumbuhan year-on-year yang signifikan, mencapai 68,24 persen.
“Saat ini bisnis BNPL semakin diterima dan diintegrasikan ke dalam layanan perbankan konvensional,” jelasnya.
Lanjutnya, dari sisi wilayah pengguna, penetrasi BNPL masih terkonsentrasi di pulau Jawa, terutama wilayah Jabodetabek dengan share mencapai 31,71 persen, potensi pertumbuhan di wilayah lain masih sangat besar.
Adapun dari sisi pengguna, generasi muda (Gen Z dan Milenial) masih dominan sebagai debitur BNPL. Tujuan penggunaan fasilitas BNPL pun beragam, seperti belanja e-commerce sebanyak 33 persen, pembelian tiket (termasuk travel) 21,1 persen dan transaksi lainnya seperti pembayaran via QRIS yang tercatat sebanyak 41,9 persen.
Glan menuturkan, di tengah meningkatkanya layanan BPNL, tren non-performing loan (NPL) atau kredit bermasalah pada BNPL menunjukkan penurunan signifikan. Dari titik tertinggi 6,66 persen pada September 2023, NPL BNPL pada November 2024 berada di angka 3,21 persen.
Baca juga : OJK Batasi Usia Peminjam Dana Pinjol dan Paylater Minimal 18 Tahun, Simak Pertimbangannya!
“Penurunan signifikan ini didorong oleh perbaikan kualitas portofolio kredit dan akuisisi kredit, terutama di sektor fintech dan dengan semakin banyaknya Bank Buku IV yang terjun ke industri ini,” bebernya.
Lanjutnya, beberapa faktor utama yang memengaruhi portofolio kredit BNPL antara lain adalah BI Rate, inflasi, indeks konsumsi rumah tangga, dan NPL.
“Dengan pengelolaan yang baik terhadap faktor-faktor tersebut, pertumbuhan industri BNPL diharapkan dapat terus berkelanjutan dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional,” pungkasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra
Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai positif pemangkasan suku bunga acuan BI atau BI-Rate… Read More
Jakarta - Jumlah rekening dan perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah terus meningkat meski… Read More
Jakarta – Openspace Ventures, sebuah perusahaan modal ventura telah berhasil mengumpulkan dana fundraising sebesar USD165 juta hingga… Read More
Jakarta - Lay Diza Larentie, Wakil Direktur Utama PT Bank Mega, Tbk (MEGA) memutuskan untuk… Read More
Jakarta - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) memberikan penjelasan terkait dengan penghentian bertahap penjualan produk fisik… Read More
Jakarta - Bank Mandiri kembali menegaskan komitmennya dalam menghadirkan layanan finansial yang terintegrasi bagi masyarakat… Read More