Jakarta – Penyebaran corona virus disease 2019 (COVID-19) tak dapat dipungkiri merembet ke berbagai sektor, salahsatunya ke sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pun ikut terpukul seiring penjualan produk yang melemah.
Menurunnya penjualan sebagai imbas wabah COVID-19 juga dirasakan oleh salah satu pelaku usaha mikro yakni Evi Ekasari yang memiliki usaha tempe di DKI Jakarta. Evi Ekasari (35 tahun) merupakan pemilik usaha tempe kecil-kecilan di daerah Sunter Jaya, Jakarta Utara. Usaha berjualan tempe dilakoni Evi dan suaminya sejak tahun 2006 lalu tersebut terus merosot.
“Adanya pandemi membuat usaha turun sampai 30%. Pelanggan yang biasanya beli jadi berkurang karena masih pada libur (kerja) juga,” ujar Evi melalui siaran pers di Jakarta, Senin 4 Mei 2020.
Di tengah menghadapi kesulitan, Evi mendapatkan sebuah kemudahan berupa keringanan pembayaran kredit bagi para pelaku usaha UMKM yang terdampak COVID-19 oleh Bank BRI. Menurut wanita asal Jawa Tengah ini, keringanan membayar angsuran selama setahun yang didapatnya sangat membantu keadaannya sekarang ini.
Evi sendiri menjadi debitur kredit mikro BRI saat dirinya mendapatkan pinjaman untuk modal pengembangan usaha. “Adanya relaksasi ini adalah yang terbaik untuk saat ini. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah melalui BRI yang telah memberikan keringanan kepada nasabah, khususnya nasabah yang seperti saya,” ujar Evi yang menjadi nasabah BRI sejak 2 tahun terakhir.
Untuk mendapatkan keringanan tersebut, Evi menghubungi Kantor Cabang BRI di Cempaka Putih Jakarta guna pengajuan relaksasi kredit. Menurutnya, proses pengajuan keringanan kredit sangat mudah, hanya membutuhkan identitas KTP dan wawancara. Dengan relaksasi yang diperolehnya, Evi mengaku memiliki cukup waktu untuk mengumpulkan dana agar dapat membayar angsuran pada tahun berikutnya.
Ibu dari dua orang anak ini menjelaskan sebelum wabah COVID-19, pendapatan dari usaha tempe sangatlah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sebelum pandemi Corona melanda, pendapatan Evi dari usaha tempe sebesar Rp2 juta-Rp3,5 juta per hari. Namun saat ini dia hanya memperoleh setengahnya saja.
Evi menceritakan pinjaman kredit mikro yang dulu diperolehnya dari BRI sangat bermanfaat untuk membantu usahanya berkembang. Awalnya usaha dagang tempe ditekuni oleh sang suami, dan Evi hanya membantu proses produksi tempe di rumah. Modal awal usaha sekitar Rp1 juta mereka peroleh dari pinjaman orang tua suami. Saat usaha berjalan lancar, Evi dan suami bisa memproduksi tempe sekitar 1 kwintal kedelai dan menggaji satu orang karyawan.
“Saya sangat senang dapat relaksasi ini, harapan saya bisa ditambah keringanannya,” ucap Evi. (*)
Editor: Rezkiana Np