Jakarta – Kejahatan siber belakangan ini makin marak seiring dengan tingginya penggunaan internet di masyarakat. Alexandru Caciuloiu, UNODC (PBB) Cyber Crime and Cryptocurrency Advisor mencatat kerugian yang ditimbulkan akibat pembobolan data di ASEAN saat ini mencapai US$2,64 Juta.
“Kerugian dari pembobolan data di ASEAN kurang lebih mencapai US$2,64 juta. Lalu, apa saja informasi-informasi yang kerap disasar oleh kriminal? Paling banyak adalah informasi konsumen dan finansial,” jelas
Alexandru pada paparan virtualnya, Rabu, 23 Februari 2022.
Ia menjabarkan, informasi konsumen dan finansial menjadi 2 besar data yang paling banyak dicari oknum kejahatan siber. Persentasenya masing-masing mencapai 17% dan 12%. Selain itu, oknum juga kerap mencari data-data berharga lain seperti rencana strategi (12%), informasi anggota dewan (11%), dan kata sandi konsumen (11%).
Lebih jauh, Alexandru menjelaskan bahwa data-data tersebut bisa digunakan untuk membuat online persona menggunakan Artificial Intellegence (AI). Persona ini kemudian digunakan untuk mendapatkan akses ke akses finansial.
Dengan berbagai ancaman yang ada, sudah sepatutnya Industri Jasa Keuangan dan regulator bersiap akan hal ini. Langkah-langkah pencegahan dini bisa meminimalisir kerugian yang mungkin terjadi nantinya. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Poin Penting IHSG menguat 1,46 persen ke 8.632,76, mendorong kapitalisasi pasar BEI naik 1,39 persen… Read More
Poin Penting OJK dan Polda Kalimantan Utara menuntaskan penyidikan dugaan tindak pidana perbankan di Bank… Read More
Poin Penting IHSG naik 1,46 persen ke level 8.632,76, diikuti kenaikan kapitalisasi pasar 1,39 persen… Read More
Poin Penting NII BTN melonjak 44,49 persen yoy menjadi Rp12,61 triliun pada kuartal III 2025,… Read More
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More