Jakarta – Direktur Utama BRI Syariah, Hadi Santoso mengungkapkan, dirinya puas dengan strategi perusahaan tahun ini yang telah melakukan pencatatan saham perdana lewat mekanisme Initial Public Offering (IPO).
Pasca IPO diakuinya kinerja perusahaan semakin meningkat dan bisa diliat dari total aset, pembiayaan, serta Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terus tumbuh hingga Juni 2018.
“Alhamdulillah perkembangan BRI Syariah semakin lebih baik. Hanya saja bila rekan tanya angka-angka kinerjanya, tunggu sampai akhir Juni,” ujar Hadi kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 26 Juni 2018.
Lebih jauh Ia menyebutkan, bila diliat dari kinerja saham sendiri sudah cukup bagus. Sampai hari ini, kata dia, harga saham BRI Syariah sudah berada di level Rp570 per lembar saham. Jumlah itu meningkat dari saat pertama kali IPO.
“Artinya, di atas harga perdananya yang sebesar Rp510 per lembar saham,” kata Hadi.
Disisi lain BRI Syariah juga mencatat peningkatan laba bersih setelah pajak sebesar 85,16 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp96,31 miliar dibandingkan perolehan Mei 2017 yang sebesar Rp 52,02 miliar.
Peningkatan laba bersih tersebut terutama berasal dari pendapatan operasional sebesar Rp1,24 triliun dengan beban operasional sebesar Rp1,02 trilyun.
Sementara total aset pada Mei tahun ini naik sebesar 21,41 persen yoy menjadi Rp35,72 triliun dari sebelumnya Rp29,42 triliun pada Mei 2017.
Peningkatan Aset tersebut didorong oleh pertumbuhan Pembiayaan menjadi Rp20,42 triliun atau tumbuh sebesar 11,5 persen secara yoy dibandingkan Mei tahun lalu yang sebesar Rp18,31 triliun. (*)