Pasar Modal Cetak Rekor, OJK Fokus Pendalaman Pasar di 2026

Pasar Modal Cetak Rekor, OJK Fokus Pendalaman Pasar di 2026

Poin Penting

  • IHSG naik 18,57 persen sejak awal 2025 hingga menyentuh level 8.394 dan mencetak 13 kali all time high, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp15.319 triliun atau 69,18 persen terhadap PDB.
  • Jumlah SID mencapai 19,1 juta, hampir menyentuh target 20 juta pada 2027 dan berpotensi tercapai lebih cepat pada 2026.
  • Fokus OJK 2026 – OJK menargetkan peningkatan free float secara bertahap hingga 25 persen, memperketat pengawasan lewat taskforce lintas lembaga.

Bali – Pasar modal Indonesia kembali menunjukkan performa kuat sepanjang 2025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat meningkat 18,57 persen sejak awal tahun hingga 7 November dan berada di level 8.394.

Kapitalisasi pasar pun mencapai Rp15.319 triliun. Sepanjang tahun ini, IHSG juga menorehkan rekor karena mencetak all time high (ATH) sebanyak 13 kali.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK (KE PMDK), Inarno Djajadi, mengatakan pencapaian tersebut menempatkan posisi pasar modal Indonesia jauh lebih kuat dari target pemerintah maupun OJK.

“Pemerintah menargetkan market cap terhadap PDB 68 persen pada 2029. Tapi sekarang sudah 69,18 persen. Jadi sepertinya kita tidak perlu tunggu sampai 2029,” ujarnya dalam Capital Market Journalist Workshop: Mewujudkan Ekonomi Mandiri, Berdaulat, dan Maju Bersama di Bali, 15 November 2025.

Baca juga: Makin Ngegas! IHSG Sudah Cetak Rekor Tertinggi 13 Kali di 2025

Inarno menambahkan bahwa OJK melalui Roadmap Pasar Modal 2022–2027 juga menargetkan rasio market cap terhadap PDB bisa menyentuh 70 persen.

“Ini tinggal sedikit lagi. Mudah-mudahan sebelum akhir tahun sudah tercapai 70 persen,” katanya.

Selain itu, jumlah Single Investor Identification (SID) juga mengalami peningkatan signifikan hingga mencapai 19,1 juta.

Menurut Inarno, angka tersebut hampir menyentuh target 20 juta pada 2027 sebagaimana tercantum dalam roadmap.

“Sedikit lagi, mudah-mudahan tahun 2026 bisa tercapai,” ujarnya.

Memasuki 2026, OJK menetapkan beberapa fokus utama untuk memperdalam pasar modal. Pertama, peningkatan free float agar likuiditas semakin baik.

“Sekarang free float 7,5 persen. Target kita 25 persen. Namun akan bertahap. Dalam waktu dekat bisa ke 10 persen. Yang IPO ke depan minimal 10 persen, lalu bertahap ke 15 persen,” jelas Inarno.

Baca juga: Sinyal Optimisme Pasar Saham RI Makin Menguat, Apa Pendorongnya?

Kedua, OJK memperkuat pengawasan untuk mencegah distorsi dan manipulasi harga saham. Ia menyebut telah dibentuk taskforce lintas lembaga guna memperketat penegakan hukum.

Law and enforcement kita tingkatkan,” tegasnya.

Ketiga, OJK berupaya memperkuat sisi suplai, permintaan, dan infrastruktur pasar. Dari sisi suplai, OJK terus mendorong perusahaan besar untuk go public.

Di sisi permintaan, perluasan basis investor menjadi prioritas melalui penguatan peran SIP serta peningkatan partisipasi investor domestik, termasuk institusi. (*) Ari Nugroho

Related Posts

News Update

Netizen +62