oleh Agung Galih Satwiko
PASAR saham Asia ditutup positif pada hari Jumat lalu. Indeks Nikkei Jepang naik 1,1% dan Hang Seng Hongkong naik 0,7%. Di Eropa, DAX Index Jerman naik 0,9% sementara S&P 500 di AS turun 0,3%. Investor kembali membeli saham di bursa saham Asia yang jatuh cukup signifikan minggu lalu karena potensi Brexit. Nikkei menutup minggu lalu dengan penurunan 6%, sementara Hang Seng index turun lebih dari 4%.
Ekspor Jepang bulan Mei kembali turun, mencatat penurunan bulanan ke 8 berturut-turut. Ekspor barang turun 11,3% yoy (menjadi 5,1 triliun Yen atau USD49 miliar), melanjutkan penurunan 10,1% yoy pada bulan sebelumnya. Kuatnya nilai tukar Yen dan lemahnya permintaan global menjadi faktor utama penyebab penurunan ekspor tersebut. Tak hanya membuat daya saing ekspor turun, Yen yang kuat juga mengurangi profit perusahaan berbasis ekspor di Jepang karena mengurangi nilai penjualan barang ekspor, dalam mata uang Yen. Sementara itu impor juga turun 13,8% di bulan Mei (yoy), penurunan bulanan ke 17 kali berturut-turut. Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso, Jumat lalu kembali menegaskan akan bertindak tegas dalam menstabilkan nilai tukar Yen yang cenderung menguat. Dalam pernyataannya Aso menyebutkan bahwa pergerakan Yen terjadi hanya di satu sisi, tajam dan didorong oleh aksi spekulasi.
Dari Eropa, pasca pembunuhan member of parliament UK, Jo Cox yang mengkampanyekan British remain, pasar keuangan berbalik positif. Hal ini karena kampanye baik Brexit maupun Bremain dihentikan. Selain itu aksi tersebut mengejutkan warga UK dan menjadi kampanye negatif bagi proponen Brexit. Mata uang Poundsterling menguat ke USD1,43 per pound, setelah sempat melemah hingga USD1,40 per pound.
Bank di Eropa secara serius mulai mempertimbangkan untuk mengumpulkan uang tunai secara fisik di lemari besi (vault) yang aman. Commerzbank dalam wawancara dengan Reuters menyatakan kemungkinan tersebut. Hal ini sesungguhnya berkebalikan dengan kondisi normal dimana bank umumnya menghindari menumpuk uang tunai. Ternyata strategi ini cukup masuk akal untuk menghindari Negative Interest Rate Policy (NIRP) dimana bank dikenakan penalty atas penempatan dananya di ECB.
Nilai mata uang digital Ether (Ethereum) jatuh signifikan pada hari Jumat setelah hackers mencuri lebih dari USD50 juta dari organisasi yang mengendalikan mata uang Ether. Mata uang Ethereum sendiri seperti Bitcoin merupakan mata uang cryptocurrency. Hackers menemukan celah keamanan yang dapat dieksploitasi dari organisasi bernama DAO yang memegang sekitar 14% mata uang Ether yang beredar. Satu koin Ether sebelum serangan bernilai USD21, namun setelah serangan sempat turun menjadi USD13,4 per koin, sebelum ditutup pada level USD16,7 per koin pada hari Jumat lalu. Mata uang cryptocurrency adalah alternatif dari alat pembayaran berupa mata uang yang ada saat ini, yang mengandalkan teknologi enkripsi, dan digunakan sebagai alat pertukaran menggunakan cryptography untuk mengamankan suatu transaksi.
Harga minyak dunia menguat setelah mata uang USD sedikit melemah dan kembali menguatnya proyeksi hasil referendum bahwa UK tetap di EU. Harga minyak WTI crude untuk pengiriman Juli naik USD1,8 (3,8%) menjadi USD48,0 per barrel. Sementara Brent Crude untuk pengiriman Agustus naik USD1,9 (4,2%) ke level USD49,1 per barrel.
Yield UST naik, sebagian investor merealisasikan keuntungan dari turunnya yield beberapa hari terakhir. Yield UST 10 tahun naik 5 bps ke level 1,62%. Sementara yield UST 30 tahun naik 1 bps ke level 2,42%. Sementara di Jerman, German bund tenor 10 tahun naik 1 bps ke level 0,01%.
Pasar SUN ditutup melemah. Yield SUN tenor 10 tahun naik 2 bps ke level 7,63% (ytd turun 111 bps, akhir tahun lalu 8,74%). IHSG ditutup naik 21 poin (0,4%) ke level 4.835 (ytd 5,3%, akhir tahun sebesar 4.593). Investor asing membukukan net buy sebesar Rp69 miliar, sehingga year to date investor asing membukukan net buy sebesar Rp6,6 triliun. Sementara itu, nilai tukar Rupiah ditutup menguat Rp36 menjadi Rp13.339/USD. NDF 1 bulan ditutup menguat Rp29 ke level Rp13.421/USD. CDS 5 tahun turun (persepsi risiko turun) 3 bps ke level 197 bps. CDS Indonesia 5 tahun telah turun 33 bps sejak akhir tahun lalu yang tercatat sebesar 230 bps. (*)
Penulis adalah staf Wakil Ketua DK OJK