Moneter dan Fiskal

Pasar Domestik Membaik, Begini Ramalan MAMI Terkait Indikator Makro Ekonomi 2024

Jakarta – PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) melihat perkembangan domestik akan terus menunjukkan pergerakan positif di 2024. Ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang stabil didorong oleh tingkat konsumsi, inflasi yang tetap terkendali, serta diikuti tingkat suku bunga yang sudah mulai stagnan.

Melihat hal itu, Chief Economist and Investment Strategis MAMI, Katarina Setiawan, menjelaskan bahwa beberapa proyeksi indikator makro ekonomi di tahun 2024 juga akan bergerak positif.

Salah satunya dari sisi Current Account Deficit (CAD) yang diperkirakan akan bergerak di bawah 2 persen atau di antara 1,6 hingga 1,9 persen. Ini artinya Indikator CAD tersebut tidak akan separah ketika terjadi hyper tantrum di 2023.

Baca juga: MAMI Beberkan Peluang dan Tantangan Capai Target Net Zero Emission 2050

“Current Account kita memperkirakan akan terjadi sedikit defisit di Current Account ini karena terutama perlambatan pertumbuhan ekonomi global, sehingga mungkin perdagangan internasional itu akan sedikit terhambat namun Current Account defisitnya tidak akan separah pada tahun misalnya 2023 ketika terjadi hyper tantrum jadi ini masih di bawah 2 persen,” ucap Katarina dalam Market Outlook 2024 secara virtual di Jakarta, 18 Januari 2024.

Lalu, ia juga melihat bahwa inflasi akan tetap terjadi di sekitar 3 persen dan MAMI juga memperkirakan bahwa suku bunga acuan akan bergerak di antara 5,2 hingga 5,75 persen.

Tidak hanya itu, produk domestik bruto (PDB) juga diproyeksi mengalami pertumbuhan sedikit di atas 5 persen, di mana kenaikan tersebut didukung oleh konsumsi privat atau private consumtion karena adanya pemilihan umum 2024 yang mendorong kegiatan ekonomi meningkat.

“Kemudian, ada juga governance spending yang lebih tinggi terutama di first half tahun ini, rupiah kita perkirakan menguat karena indeks di XY-nya mengalami moderasi setelah suku bunga the Fed itu tidak dinaikkan lagi bahkan akan dipotong,” imbuhnya.

Baca juga: Bahlil Pede Pertumbuhan Ekonomi RI Akan Masuk ke Top 10 Dunia

Adapun, untuk indeks harga saham gabungan (IHSG) pada akhir tahun 2024 akan diperkirakan di level 7.800, hal itu disebabkan oleh perhitungan PE ratio 14,7 kali dan pertumbuhan laba korporasi sebesar 8 persen.

“Sedangkan untuk obligaso imbal hasil 10 tahun, obligasi pemerintah 10 tahun itu kita perkirakan bergerak antara 6 hingga 6.25 persen pada akhir tahun ini,” ujar Katarina. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

51 seconds ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

12 mins ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

2 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

2 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

4 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

4 hours ago