Keuangan

Pasar Cryptocurrency Tergoncang Akibat Hampir Runtuhnya FTX

Jakarta – Pasar aset digital telah tergoncang oleh hampir runtuhnya salah satu platform penukaran cryptocurrency terbesar dunia, FTX.

Pada Selasa, FTX mencapai kesepakatan bailout dengan saingan terbesarnya, Binance, setelah gelombang penarikan menyebabkan “kegentingan likuiditas yang signifikan”.

Concern terkait kesehatan finansial FTX dilaporkan memicu $6 miliar atau setara dengan £5,2 miliar penarikan dana hanya dalam waktu tiga hari. Binance mengatakan bahwa pihaknya setuju untuk membeli non-US unit FTX dalam pengujian tuntas yang tertunda, seperti dikutip dari BBC, 10 November 2022.

Pendiri FTX, Sam Bankman-Fried dan Chief Executive Binance, Changpeng “CZ” Zhao adalah dua figur terkuat di pasar cryptocurrency, serta sekaligus juga adalah rival yang high profile.

Tekanan pada FTX sebagian datang dari Zhao, yang memposting di Twitter pada Minggu bahwa Binance akan menjual porsi holding dari digital token FTX, diketahui sebagai FTT.

“Karena pengungkapan belum lama ini yang telah mencapai titik terang, kita telah memutuskan untuk melikuidasi segala hal yang tersisa dari FTT pada pemesanan kita,” kata Zhao, seperti dikutip dari BBC.

FTT sendiri telah rugi hampir 80% dari nilainya di minggu ini. Pada Selasa, Zhao kembali menulis di Twitter, “Sore ini, FTX meminta bantuan kita. Ada kegentingan likuiditas yang signifikan”.

Binance menyatakan, pihaknya sudah menandatangani sebuah surat kesediaan untuk membeli perusahaan tersebut, namun memiliki keleluasaan untuk menarik diri dari deal itu kapan saja.

Juga melalui Twitter, Bankman-Fried mengatakan, timnya sedang bekerja untuk menyelesaikan persoalan backlog penarikan yang ada. “Ini akan membersihkan persoalan likuiditas, semua aset akan di-covered 1:1.”

“Hal penting adalah bahwa konsumen dilindungi. Kita berada dalam tangan pengelola terbaik,” Fried menambahkan.

Fried juga menyatakan, bisnis FTX US adalah perusahaan yang terpisah, dan tidak terdampak oleh peristiwa ini.

“Ini adalah peristiwa angsa hitam yang menambah lebih banyak ketakutan di ruang crypto. Musim dingin untuk crypto ini sekarang mengambil rasa takut lebih besar,” ucap Dan Ives selaku analis permodalan senior dari Wedbush Securities.

Berita terkait hal ini mengirimkan gelombang kejutan pada pasar aset digital, dengan cryptocurrency jatuh secara tajam. Bitcoin jatuh lebih dari 10%, menyentuh level terendahnya sejak November 2020.

Sementara platform trading online, Robinhood, rugi lebih dari 19% dari nilai pasar sahamnya. Sedangkan platform penukaran cryptocurrency lainnya, Coinbase, turun 10%. (*) Steven Widjaja

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Ekspor RI Naik 10,69 Persen jadi USD24,41 Miliar di Oktober 2024

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor pada Oktober 2024 mengalami peningkatan. Tercatat, nilai ekspor Oktober… Read More

4 mins ago

Neraca Perdagangan RI Oktober 2024 Surplus USD2,48 Miliar

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 mencatatkan surplus sebesar USD2,48… Read More

10 mins ago

RUPSLB Bank Banten Sepakati Pergantian Pengurus, Ini Susunan Direksi dan Komisaris Terbaru

Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) baru saja menggelar Rapat Umum… Read More

21 mins ago

Dolar Menguat, Rupiah Tertekan ke Rp15.938 Imbas Sikap The Fed

Jakarta - Rupiah diperkirakan akan melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring penguatan dolar… Read More

50 mins ago

PPATK Blokir Rekening Ivan Sugianto, Pengusaha yang Viral karena Intimidasi Siswa

Jakarta - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir sejumlah rekening milik Ivan Sugianto… Read More

1 hour ago

IHSG Kembali Dibuka pada Zona Merah ke Level 7.204

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini, Jumat (15/11), pukul 9.00 WIB Indeks Harga Saham… Read More

1 hour ago