Parpol Harus Komprehensif Dalam Menentukan Kandidat Capres

Parpol Harus Komprehensif Dalam Menentukan Kandidat Capres

Jakarta – Peneliti senior dari Pusat Riset Politik – Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) Firman Noor menilai, elektabilitas partai tidak bisa langsung dikonversi menjadi elektabilitas capres yang diusung. Begitu pula perolehan suara partai tidak otomatis menjadi suara capres.

Sebelumnya, berdasarkan hasil survei LSI Denny JA menyebutkan, bahwa elektabilitas Partai Golkar yang berada di angka 14,5 persen dipengaruhi oleh kepuasan publik terhadap penanganan pandemi covid-19. 

Golkar menjadi partai dengan elektabilitas nomor dua di bawah PDI-P (20,19) persen, diikuti Partai Gerindra (9,8 persen), Partai Keadilan Sejahtera (8,3 persen), Partai Kebangkitan Bangsa (5,9 persen), dan Partai Demokrat (5,4 persen).

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto disebut menjadi trend setter dan game changer dalam survei yang dilakukan LSI Denny JA. Kinerja Airlangga yang mumpuni dalam pemerintahan, sebagai Menko Perekonomian berhasil mendongkrak elektabilitas Golkar. 

“Permasalahannya adalah tidak dengan sendirinya suara di partai bisa dikonversi menjadi suara capres-cawapres. Itu sudah terbukti,” tegas Firman seperti dikutip 2 November 2022.

Menurutnya, partai politik (parpol) patut mempertimbangkan berbagai macam faktor dalam melihat sosok capres yang bakal didukung. Tidak hanya sekedar sebab posisi atau jabatan ketua umum. Partai harus mampu secara komprehensif melihat kandidat.

“Ini tentu saja mengukur akseptabilitas seorang ketum kan tidak bisa hanya disandingkan dengan para ketum yang lain. Memang nanti orientasi pemilih juga tidak melihat posisi ketum saya kira, tapi memang satu popularitas yang dibangun oleh banyak faktor. Jadi ini harus jadi perhatian dari siapa pun yang ingin mengangkat nama ketumnya,” pungkasnya.

Namun demikian, kata Firman, hasil survei LSI Denny JA, bisa saja menjadi argumentasi Partai Golkar untuk makin percaya diri mengusung Ketum Airlangga Hartarto sebagai calon presiden. “Sumber kepercayaan diri Golkar, saya kira, bisa saja hasil survei itu dijadikan argumentasi,” tukasnya.

Meski begitu, menurut Firman, pengusungan Airlangga lebih terkait pada komitmen Golkar untuk mengusung sosok Airlangga sebagai capres. “Sejauh ini terkait komitmen partai. Karena sudah kadung komitmen harus ketum yang jadi capres. Ini semua perangkat Golkar, SDM, dan kader sedang diarahkan untuk mendongkrak suara Airlangga dengan berbagai macam cara,” ujarnya.

Sementara itu, Politisi Partai Golkar, Dave Laksono menyatakan, meski muncul sebagai game changer di KIB, namun pembahasan mengenai capres dari KIB masih berlangsung dinamis. Golkar sendiri mengatakan, tetap fokus pada Airlangga Hartarto sebagai Calon Presiden. “Tetap fokus Golkar adalah pak Airlangga,” tegas Dave.

Sedangkan anggota koalisi lain, PPP dan PAN menyebut beberapa nama seperti Ganjar Pranowo maupun Ridwan Kamil (RK). Untuk nama terakhir, Gubernur Jawa Barat itu disebut cukup dekat dengan Golkar. Ridwan hadir dalam perayaan ulang tahun Golkar ke-58 beberapa waktu lalu. 

Pada kesempatan itu, RK mengatakan sedang menimang-nimang untuk bergabung dengan partai, salah satu pertimbangannya ya Golkar. Kemudian Ketum Airlangga dalam kesempatan berbeda mengatakan, rencana bergabungnya RK ke Golkar masih dalam pembahasan. (*)

Related Posts

News Update

Top News