Jakarta – Bank Indonesia (BI) telah menahan suku bunga acuannya berada pada level 5,75% pada Februari 2023. Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyatakan, kebijakan menahan suku bunga BI ini sejalan dengan proyeksi Bank Mandiri. Pihaknya pun, akan menyesuaikan tingkat suku bunga simpanan dan memonitor kecukupan likuiditas di 2023.
Dalam merespon kebijakan tersebut, Bank Mandiri telah dan akan secara terukur menyesuaikan tingkat suku bunga simpanan dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas pasar, struktur biaya dana, kondisi pasar serta dampak terhadap suku bunga kredit. Secara umum, diproyeksikan bank-bank secara industri juga akan melanjutkan penyesuaian suku bunga simpanan dan kredit secara bertahap.
“Dapat kami sampaikan, kebijakan BI untuk menahan suku bunga pasar antara lain BI-7DRR tetap di level 5,75% di bulan Februari 2023 secara umum telah diantisipasi oleh industri termasuk perbankan,” ujar Rudi dikutip Jumat 17 Februari 2023.
Untuk tahun 2023, mempertimbangkan proyeksi bahwa penyaluran kredit akan meningkat seiring dengan kondisi bisnis dan perekonomian yang terus tumbuh, Bank Mandiri akan terus mengkaji serta memonitor kecukupan likuiditas dari waktu ke waktu secara prudent dan optimal.
Bank Mandiri memiliki berbagai macam alternatif untuk melakukan pendanaan baik melalui intensifikasi strategi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), maupun pendanaan non-DPK (wholesale funding) melalui transaksi yang sifatnya bilateral dan penerbitan obligasi.
“Namun demikian, dalam mengeksekusi strategi pendanaan tersebut, Bank Mandiri akan mempertimbangkan berbagai aspek, antara lain opsi instrumen yang tersedia, timing yang tepat, serta kondisi pasar,” jelasnya.
Sebagai gambaran, hingga Desember 2022 posisi likuiditas Bank Mandiri berada di level yang optimal dengan LDR (bank only) berada pada level 77,61% menurun dari periode yang sama tahun 2021 sebesar 80,04%. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra