Jakarta – Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia sejak Maret 2020 selain mendatangkan petaka bagi perekonomian nasional juga mendatangkan berkah bagi perbankan. Di industri perbankan, sejak terjadi pandemi, justru terjadi akselerasi transformasi digital yang selama ini sedang digalakkan perbankan.
“Berdasar kajian Biro Riset Infobank dan Infobank Institute, ada satu perubahan yang terjadi sangat cepat di industri perbankan sejak terjadi pademi Covid-19, yakni proses digitalisasi, transaksi melalui digital semakin banyak,” ujar Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Institute.
Eko mengungkapkan hal itu dalam acara Web-Seminar “Banking Challenges The Effectiveness of Crisis Reponse and Digitalization” dan E-Awarding “17th Banking Service Excellence Awards 2020”, di Jakarta, Kamis, 23 Juli 2020.
Hadir Heru Kristiyana, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, sebagai keynote speaker, serta Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA; Ridha Wirakusumah, Presiden Direktur PermataBank; Toni EB Subari, Presiden Direktur Bank Mandiri Syariah; dan Achmad Syamsudin, Presiden Direktur Bank Sumsel Babel, sebagai speakers.
Acara tersebut terselenggara atas kerjasama Infobank dan Marketing Research Indonesia (MRI), serta didukung oleh para sponsor, yakni PT Rintis Sejahtera (ATM Prima), BCA, PermataBank, PermataBank Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Kalsel, Commonwealth Bank, Bank Sumsel Babel, BCA Syariah, dan Bank DKI.
Menurut Eko, bank yang maju, selain memiliki modal yang kuat, juga harus mampu memberikan layanan di atas ekspektasi nasabahnya. Digitalisasi di setiap lini layanan adalah salah satu yang harus dilakukan perbankan. “Itu satu keniscayaan yang tidak bisa ditinggalkan,” tegasnya.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menambahkan, pandemi Covid-19 memang mempercepat digitalisasi di perbankan. Hal itu terjadi karena adanya kebutuhan yang mendesak terkait kebijakan social distancing dan work from home (WFH) yang membatasi aktivitas orang di luar rumah.
“Di BCA, sebelum ada Covid-19 pun sudah kita perkenalkan teknologi digital ke nasabah, mulai dari ATM, internet banking, mobile banking, dan teknologi QR. Covid-19 mempercepat pengenalan teknologi itu ke nasabah,” ujar Jahja Setiaatmadja.
Meski aware dengan digitalisasi, BCA tetap memperhatikan nasabah yang tidak terpengaruh teknologi digital. Bahkan, di BCA, meski jumlah kelompok nasabah ini sedikit, tapi dari sisi nominal simpanan justru mendominasi.
“Di BCA nasabah mulai umur 20 tahun hingga 90 tahun ada. Tidak semua senang dengan teknologi. Mereka tetap harus kita layani dengan baik juga,” ujar Jahja.
Usai web-seminar, acara dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada 21 bank yang berhasil meraih “Banking Service Excellence Awards 2020”. Ke-21 bank peraih penghargaan tersebut terdiri dari 9 bank umum konvensional (BUK), 3 bank umum syariah (BUS), 3 unit usaha syariah (UUS) bank umum, dan 6 bank pembangunan daerah (BPD). (*)