Pakar: Industri Keuangan Harus Bersatu Hadapi Serangan Siber dan Risiko AI

Pakar: Industri Keuangan Harus Bersatu Hadapi Serangan Siber dan Risiko AI

Poin Penting

  • Sektor perbankan dan keuangan menghadapi ancaman serius dari serangan siber dan penyalahgunaan AI, sehingga keamanan digital jadi fokus utama.
  • Arief Kusuma menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, yakni pemerintah, industri, akademisi, dan komunitas, untuk memperkuat ketahanan siber nasional.
  • Forum SLK Digital Innovation menjadi ajang strategis untuk membahas tata kelola AI, inovasi cybersecurity, dan sinergi penguatan ekosistem digital Indonesia.

Jakarta – Tantangan keamanan digital (digital security) dan keamanan siber (cybersecurity) kini menjadi perhatian utama di sektor perbankan, fintech, dan industri jasa keuangan lainnya. Gelombang digitalisasi yang masif turut memunculkan berbagai ancaman baru, mulai dari serangan siber (cyber attack), insiden penipuan (fraud), hingga penyalahgunaan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Arief Kusuma, AI enthusiast yang sekaligus menjadi moderator dalam acara Executive Cybersecurity Roundtable bertema “Defend, Adapt, Thrive: Cyber Resilience in the Age of Intelligent Threats” yang diselenggarakan oleh PT SLK Digital Innovation di Jakarta, Selasa (4/11), menegaskan bahwa keamanan siber adalah isu kronis yang membutuhkan dukungan kolaboratif lintas sektor.

Sebagai perwakilan penggiat digitalisasi UMKM, AI, dan asosiasi Korika, Arief menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah, industri, akademisi, dan komunitas.

“Dialog lintas sektor ini sangat urgen. Saat ini, roadmap AI nasional yang sedang disusun Pokja Korika menanti pengesahan melalui Perpres. Konsolidasi dan tata kelola yang baik akan mengurangi risiko serangan siber dan mendorong praktik AI yang bertanggung jawab di industri,” ujar Arief dalam sambutannya.

Baca juga: Gap SDM Cybersecurity Terbesar di Asia Pasifik, Praktisi IT Beberkan Penyebabnya

Acara tersebut dihadiri lebih dari 25 peserta dari berbagai sektor kunci seperti perbankan, energi, pertambangan, pembayaran digital, manajemen aset, investasi, serta perwakilan dari Kadin dan berbagai asosiasi industri.

Kehadiran para panelis seperti Eryk Budi Pratama (Cybersecurity, Privacy, and AI Governance Professional) dan Andang Nugroho (Task Force Lead, Cybersecurity and Digital Sovereignty Mastel Digital Enabler) turut memberikan wawasan mendalam mengenai strategi dan inovasi keamanan siber di Indonesia.

Keterlibatan Ekosistem dan Kolaborasi

Arief menegaskan bahwa ekosistem digital Indonesia membutuhkan orkestrasi dan kolaborasi yang intensif.

“Korika berperan sebagai katalis, menghubungkan pemerintah, industri dan komunitas, agar tata kelola dan implementasi AI berjalan optimal,” jelasnya.

Baca juga: Cegah Serangan Siber Berbasis AI, Praktisi IT Ingatkan Pemerintah Lakukan Ini

Sementara itu, CEO SLK Digital Innovation, Edmo, menyampaikan bahwa sebagai perusahaan hasil kolaborasi Indonesia–Malaysia, SLK Digital Innovation berkomitmen menghadirkan praktik terbaik sekaligus memfasilitasi dialog strategis untuk memperkuat ketahanan digital nasional

Selain itu, forum ini juga menjadi wadah identifikasi isu digital security dan cyber security melalui pengumpulan problem statement dari para peserta.

“Terima kasih kepada Pak Yusuf David Ramli dan Pak Edmund Low sebagai koordinator organizing committee dan seluruh delegasi SLK yang telah mendukung terselenggaranya acara ini,” pungkasnya. (*) Steven Widjaja

Related Posts

News Update

Netizen +62