Jakarta – Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, pihaknya menyambut baik program konversi motor listrik yang digaungkan oleh pemerintah.
Sejak 2019 PLN juga telah serius dalam upayanya menyediakan infrastruktur kendaraan listrik di Tanah Air.
“Masyarakat tak perlu khawatir untuk konversi motor listrik, infrastrukturnya sudah kami siapkan. Mulai dari Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) hingga platform digital seperti Electric Vehicle Digital System (EVDS),” papar Darmawan.
Baca juga: Simak! Ini Keuntungan Pakai Motor Listrik Konversi Dibanding Motor Bensin
Darmawan juga merinci jika biaya operasional kendaraan untuk konnversi motor listrik jauh lebih murah dibanding kendaraan BBM.
Sepeda motor BBM dengan jarak tempuh 50 kilometer (km) menghabiskan 1 liter BBM, sedangkan sepeda motor listrik dengan jarak sama menghabiskan 1,5 kWh.
Maka, dengan asumsi tarif listrik sebesar Rp 1.699,53 per kWh, hanya diperlukan sekitar Rp 2.500 untuk sepeda motor listrik.
Sedangkan, motor BBM harus menghabiskan biaya sekitar Rp 13 ribu untuk menempuh jarak yang sama.
”Dengan begitu menggunakan motor listrik lebih hemat biaya 80% dari pada menggunakan sepeda motor BBM. Tak hanya hemat di sisi operasional, motor listrik juga lebih hemat biaya perawatan dan pajaknya lebih murah,” ungkap Darmawan.
Begitu juga dalam kontribusi emisi karbon, kendaraan listrik jauh lebih ramah lingkungan. Secara ekuivalen, emisi karbon 1 liter BBM setara dengan 2,4 kilogram (kg) CO2e, sedangkan 1,5 kWh listrik emisinya hanya 1,5 kg CO2e.
“Dengan menggunakan kendaraan listrik maka kita sudah menjadi bagian dalam mengurangi emisi karbon secara signifikan,” kata Darmawan.
Baca juga: Motor Listrik Bisa Dimodifikasi, Ini Dia Penampakan Selis Agats Patroli
Darmawan mengatakan, listrik yang disediakan untuk mengisi daya kendaraan juga akan semakin bersih, menyusul mulai dibangunnya pembangkit yang berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT).
“Seiring dengan pembangkit PLN yang akan menuju ke EBT, maka ke depan kendaraan listrik emisinya akan nol,” pungkasnya.(*)
Editor: Galih Pratama