Jakarta – Pagelaran Jazz Gunung Bromo 2017 bakal kembali digelar pada 18-19 Agustus 2017 dengan tagline “Merdekanya Jazz Meneguhkan Indonesia”. Acara yang disponsori Bank Central Asia ini disajikan untuk pecinta musik Jazz tanah air.
“Ini merupakan acara yang ke sembilan kalinya dan dihadiri musisi-musisi ternama seperti Glenn Fredly, Dewa Budjana, Maliq & D’Essentials, serta dari Amerika Serikat juga ada,” kata salah satu Penggagas Jazz Gunung Bromo, Sigit Pramono di Jakarta, Kamis, 20 Juli 2017.
Sigit mengatakan event ini sendiri dibuat pertama kali pada sembilan tahun lalu seiring rasa keprihatinan atas apa yang terjadi di Indonesia. Mulai dari kondisi ekonomi, adanya tragedi bom Bali dan lain-lain.
Adanya tragedi bom Bali lanjutnya kala itu, membuat kunjungan wisata ke Bali berkurang, padahal Bali merupakan sebagai salah satu tempat destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisata asing maupun lokal.
Efek itupun membuat kunjungan wisata keberbagai daerah di Indonesia seperti Bromo berkurang drastis. Padahal Bromo sebagai 10 tempat rekomendasi wisata terbaik di Indonesia.
“Karena itulah kita buat. Meski awalnya minat pengunjung kurang di acara ini, dari 300 per orang sehari, kini sudah bisa mencapai 2000 orang per hari setiap kita gelar acara Jazz ini. Hal itu ikut membantu perekonomian daerah, seperti penginapan hotel yang membludak,” terang Sigit.
Sekedar informasi untuk mengikuti acara ini sendiri, paket akomodasi yang ditawarkan cukup menarik. Paket dimulai dengan harga Rp2,8 juta/pax.
Fasilitas yang didapat dari paket ini adalah penjemputan dan pengantaran dari dan ke Bandara Juanda, menginap 3 hari 2 malam di hotel sekitar lokasi pagelaran, beserta sarapan pagi. Sementara untuk tiket VIP A, 2 hari pergelaran, lengkap dengan merchandise Jazz Gunung Bromo.
Bahkan yang lebih menarik, sebelum menikmati pertunjukan, pengguna paket akomodasi dapat mengunjungi berbagai obyek wisata alam, termasuk hijaunya lereng dan lembah, birunya langit dengan gemawan, air terjun Madakaripura, dan jajaran Pegunungan Bromo – Tengger – Semeru. (*)