Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan survei konsumen pada Agustus 2023 mengindikasikan menguatnya optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi. Hal tersebut terindikasi dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2023 sebesar 125,2, lebih tinggi dibandingkan dengan 123,5 pada Juli 2023.
Meningkatnya keyakinan konsumen pada Agustus 2023 didorong oleh optimisme keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun ekspektasi terhadap ekonomi ke depan.
“Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Agustus 2023 tercatat masing-masing sebesar 115,5 dan 135,0,” ujar Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Jumat 8 September 2023.
Pada Agustus 2023, keyakinan konsumen terpantau meningkat pada seluruh kategori pengeluaran, kecuali pada responden dengan pengeluaran Rp3,1-4 juta.
Baca juga: Ekonomi RI Diyakini Capai 5,04 Persen hingga Akhir Tahun, Bank Mandiri Ungkap Faktor Pendorongnya
Berdasarkan usia, keyakinan konsumen pada Agustus 2023 juga terpantau optimis pada seluruh kategori usia responden. Secara spasial, sebagian besar kota mencatat peningkatan IKK, tertinggi di Kota Palembang 18,6 poin, diikuti Ambon 11,6 poin dan Semarang.
Pada Agustus 2023, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini meningkat, tecermin dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Agustus 2023 yang tetap berada pada area optimis sebesar 115,5 lebih tinggi dibandingkan 113,8 pada Juli 2023.
“Tetap optimisnya IKE Agustus 2023 didorong oleh meningkatya semua komponen pembentuknya, tertinggi pada Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (durable goods) yang tercatat sebesar 111,6 meningkat sebesar 3,1 poin dari Juli 2023,” jelas Erwin.
Selanjutnya, Indeks Penghailan Saat Ini dan Indeks Ketersediaan Lapangan kerja juga meningkat masing-masing sebesar 1,3 poin dan 0,8 poin menjadi 121,0 dan 113,8 pada Agustus 2023. Secara spasial, sebagian besar kota mencatat peningkatan IKE, tertinggi di Kota Palembang 15,6 poin, dikuti Ambon 13,2 poin, dan Semarang.
Pada Agustus 2023, keyakinan konsumen dalam melakukan pembelian durable goods terpantau meningkat, terutama pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp2,1-3 juta dan diatas Rp 5 juta.
“Optimisme responden terhadap penghasilan saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, terutama pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp1-3 juta,” katanya.
Selanjutnya, persepsi responden terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini juga terindikasi meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Indeks tercatat meningkat terutama pada kelompok responden dengan tingkat pendidikan Sarjana.
Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi 6 bulan ke depan terpantau tetap kuat. Hal ini disi ekonomi tecermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Agustus 2023 yang tercatat berada dalam zona optimis sebesar 135,0, lebih tinggi dari 133,2 pada Juli 2023.
“Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan meningkat terutama didukung oleh ekspektasi terhadap kegiatan usaha dan ketersediaan lapangan kerja yang masing-masing tercatat sebesar 137,4 dan 132,5 pada Agustus 2023, lebih tinggi dari 133,6 dan 129,8 pada Juli 2023,” pungkasnya.
Sementara, ekspektasi penghasilan tercatat dalam zona optimis sebesar 135,2, meskipun menurun dibandingkan 136,4 pada bulan sebelumnya. Secara spasial, sebagian besar kota mencatat peningkatan IEK, tertinggi di Kota Palembang 21,7 poin, diikuti Banten 10,5 poin dan Ambon 10,0 poin.
“Konsumen memprakirakan ketersediaan lapangan kerja pada 6 bulan mendatang akan meningkat. Berdasarkan tingkat pendidikan, peningkatan tertinggi terjadi pada kelompok responden dengan tingkat pendidikan Akademi dan Sarjana,” imbuhnya.
Selanjutnya, ekspektasi konsumen terhadap penghasilan ke depan terindikasi tetap optimis pada seluruh kelompok pengeluaran dan usia responden, dengan indeks tertinggi pada kelompok pengeluaran diatas Rp5 juta dan pada kelompok usia 31-40 tahun.
Baca juga: Presiden Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 5,2 Persen di 2024
Pada Agustus 2023, rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average ada Agustus propensity to consume ratio), proporsi pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio), dan abil.
proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) tercatat relatif stabil dibandingkan dengan proporsi pada bulan sebelumnya, yaitu sebesar 75,6 persen, 8,6 persen dan 15,8 persen
Berdasarkan kelompok pengeluaran, rata-rata porsi konsumsi terhadap pendapatan terpantau relatif stabil pada seluruh kategori pengeluaran.
“Sementara itu, porsi tabungan terhadap pendapatan terindikasi meningkat utamanya pada responden dengan tingkat pengeluaran yang lebih tinggi, yaitu diatas Rp 4,1 juta per bulan,” ungkapnya. (*)
Editor: Galih Pratama